Mohon tunggu...
Syakirun Ni'am
Syakirun Ni'am Mohon Tunggu... Pelajar -

Saya Sudrun adalah nama pena dari Syakirun Ni'am. Sempat aktif di majalah sekolah dan pernah menjadi penyiar radio El Ihya FM, salah satu radio komunitas di Cilacap. Saat ini tengah menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi kelas C (Caffeine Class)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Diskusi Peran IT dalam Perang Diplomatik Bareng Cak Nun di STMIK AMIKOM Yogyakarta

13 September 2015   12:47 Diperbarui: 13 September 2015   14:35 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenenge (namanya) perang kok. Jenenge perang. Anda itu perang di dunia. Kalau anda tidak tahu anda perang, anda itu diperangi. Minimal anda jangan kalah meskipun tidak bisa menang. Syukur dari AMIKOM ini, anda berencana untuk menang, bukan sekadar bertahan. Anda itu, soal iman diperangi, soal harta diperangi, soal martabat diperangi. Kamu merasa mempunyai martabat atau tidak sebagai bangsa Indonesia sekarang? Karena diperangi martabatmu, dihancurkan martabatmu. Dan pemimpin-pemimpin kita adalah agen penghancuran martabat bangsanya sendiri!” terang Cak Nun menanggapi salah satu pertanyaan hadirin yang merupakan mahasiswa AMIKOM sendiri. 

Setalah berduet dengan Gus Mus di pondok pesantren Rohmatul Umam di Kretek, Bantul(4/9), Ngaji bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng kembali digelar di Yogyakarta. Kali ini di kampus STMIK AMIKOM dengan tema Dies Natalis malam tadi (12/9). Musik moderen yang dikolaborasikan dengan alat-alat musik Jawa tentu saja tidak ketinggalan. Halaman kampus yang berbasic IT ini sesak oleh para jamaah. 

Ngaji dengan pembawaan yang tidak seperti kebanyakan itu membicarakan tentang straregisnya teknologi informatika dalam kehidupan ini. Cak Nun mengatakan bahwa dengan IT, kita bisa menyampaikan kebaikan-kebaikan, menjadi orang yang berpengaruh,dan banyak lagi. Tidak bisa dipungkiri, hal tersebut memang kekuatan yang dimiliki IT. Tapi pada sisi lain, IT juga merupakan ancaman bagi kita mengingat strategisnya fugsi IT dalam kancah dunia pada bagian manapun itu. Diplomatik, ekonomi, politik, militer dan sebagainya, sangat bergantung pada informasi didapat dari IT. 

“Tapi jangan terus dimana-mana kamu begini (memperagakan gaya orang berperang), kemudian ditanya, mau kemana kamu? Perang, Pak. Jangan. Kamu harus diplomatis, kamu kemana, oke , ya oke, saya yakin Amerika, saya yakin Singapur, saya yakin Israel gini-gini. Anda harus ngomong seolah-olah anda bekerjasama. Dan praktiknya diseluruh dunia ini kerja sama. Tapi dibelakang kerjasama itu, percayalah mereka itu perang. Jangan percaya kamu. Orang mengatakan kompetisi, tidak, itu perang! Tidak ada kompetisi. Itu perang sebenarnya, IT itu alat. Anda nanti pelaku dalam diplomasi dalam Hubungan Internasional. Anda gunakan IT, pertama ngerti medan, ngerti cuaca, ngerti ngerti kelemahan dan persenjataanmu, ngerti kelemahan dan persenjataan lawan” jelas Cak Nun menyambung jawabannya atas pertanyaan mahasiswa Hubungan Internasional tadi, bahwa sebenarnya kita tengah berperang.

PROF. Dr. Mohamad suyanto, MM, Direktur STMIK AMIKOM Yogyakarta juga turut menjadi pembicara pada acara tersebut. Beliau menyampaikan tentang betapa pentingnya strategi. “mungkin anda sudah tahu, menurut Shun Zu, ahli strategi perang, kalau anda mengetahui keunggulan anda apa, kelemahan anda apa, 50 % strategi ada di depanmu. Jika kau (juga) mengetahui keunggulan lawan apa, kelemahan lawan apa, kemudian ancaman maupun peluang, maka 100 % ada di tanganmu” terangnya. 

Menurut Budayawan terkemuka ini, terdapat empat hal yang harus ada pada anak Indonesia. Yang pertama adalah, pastikan akhlaknya baik, yang mana dibelakang itu adalah akidah, dan di depannya adalah akhlak. Kedua, berani memiliteristik pada diri, keras pada diri sendiri. Jika anda tidak bisa memiliteristik,, anda tidak memiliki manfaat yang besar untuk bangsa dan agama pada nantinya. Ketiga, kebiasaan akuntansi diri, atau dalam islam dikenal dengan muhasabah (introspeksi). Keempat, IT. Jangan sampai memiliki anak yang tidak bis mengakses pada IT. Pembicaraan tersebut mengingatkan kita tentang betapa pentingnya IT dalam dunia dan bagaimana kita dalam menghadapi masa depan sangatlah bergantung pada IT. 


Dari kampus-kampus seperti AMIKOM sangat diharapkan lahirnya pakar-pakar IT yang juga merupakan ksatria bangsa, bukan agen penghancur martabat bangsa seperti para pemimpin-pemimpin di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun