Mengingatkan saya dengan film Hunger Games (2012) serta Maze Runner (2014) karena memiliki hawa yang mirip. Bedanya, ini komik sepak bola.
Kekuatan terbesar dari komik Blue lock tentu saja jalan ceritanya. Ketika komik-komik sport lain hidup dengan “ikatan kasih sayang” yang menyenangkan dalam berkompetisi, menjalin silaturrahmi yang baik dengan kawan maupun lawan secara dramatis, Blue Lock hidup dengan memakai pendekatan yang lebih intens dan realistis.
Para karakter di Blue Lock diharuskan bukan hanya menjalani pelatihan yang sulit, tetapi juga diwajibkan untuk saling menghancurkan dan menjadikan kawan maupun lawan sebagai batu loncatan untuk mencapai rangking yang lebih baik. Ibarat kata, Anda harus memakan atau dimakan demi bertahan hidup.
Contohnya, ketika tokoh A sengaja mengkhianati timnya sendiri dengan membantu tim lawan demi keuntungan pribadi, atau ketika Isagi lebih memilih Chigiri daripada Kunigami di babak steal dengan tujuan untuk mendapatkan lagi Bachira yang telah lebih dulu diambil tim lain. Padahal mereka pernah satu tim.
Pendekatan yang realistis seperti ini menurut saya sangat menyegarkan karena menampilkan sifat alami manusia. Selain wajib bersikap sportif dalam sebuah pertandingan, normalnya setiap orang pasti memiliki impian pribadi yang membuat mereka terkadang bertindak gegabah, egois, dan serakah.
Ini bukanlah tipe komik di mana Anda hanya sekedar bersantai dan menikmati alur cerita yang menyenangkan, tetapi Anda akan diajak berpikir. Di beberapa titik Anda bahkan mungkin merasa gelisah dan merinding, tetapi hal tersebut hanya akan membuat Anda semakin penasaran dengan kelanjutannya di setiap chapter.
So, you should give this comic a try.
Perkembangan karakter yang dibangun perlahan tapi pasti
Oleh karena konsep yang dibangun sejak awal adalah "egoisme," saya cukup terkesan dengan bagaimana Kaneshiro sensei mengeksekusi perkembangan karakter. Ia melakukannya secara perlahan namun tertata, tenang, dan pasti.
Kaneshiro sensei mengatur agar semua tokoh memiliki waktu untuk bersinar dan mendapatkan spotlight. Isagi adalah pemeran utama kita tetapi Isagi tidak selalu menjadi center atau pusat perhatian di setiap chapter.
Situasi ini membuat semua karakter berguna dan memiliki andil di setiap bagian. Meskipun terkadang saya merasa lucu karena ada beberapa keunikan dan kemampuan karakter yang rasanya terlalu mengada-ngada untuk dimiliki seorang anak SMA, tetapi saya masih dapat menikmatinya.
Bisa dikatakan, Kaneshiro sensei berbaik hati memberitahu kita bahwa setiap karakter memiliki alasan bahwa mereka spesial. Dan walaupun lambat, saya masih ingin memujinya karena penokohan setiap karakter memang sangat baik. Ibaratnya, sebagai bumbu-bumbu pemanis cerita, oke lah.