Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semu

24 Juni 2021   21:46 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelap malam  mengusap hilang pucat hari..
Cahaya gemerlap indah berwarna..
Ia menyembunyikan luka..
Menyuguhkan pada kita terang semu mempesona..

Semakin gelap semakin genit nyala lampu..
Menghilangkan pekat airmata yang turun disudut mata..
Anak sungai keruh berubah menjadi warna pelangi dalam terang..

Cepat kuusap genangan dipelupuk..
Takut kutelan sendiri..
Seperti lumpur  terbenam dalam didasar sungai..
Hanya bening nampak membiaskan warna indah kehidupan..

Tak perlu mengaduk luka yg terbenam..
Biarkan ia tidur dalam kelam malam..
Jangan bangunkan dia..

Esok,
ketika matahari memanjat tinggi biarkan hanya menjadi bayang-bayang kelabu, pengalih duka..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun