Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tren

25 Desember 2017   08:58 Diperbarui: 25 Desember 2017   09:05 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.ugallery.com

"Ayo cepat, kita gak bisa lama-lama!"

"Iya iya, aku tau," jawabku sambil pura-pura ikut keteteran.

"We dont have much time, u know!"

"Walah sok Inggris," ejekku. "I am not understand, Miss. Sorry, i am Indonesian people yang masih keterbelakangan. And i always wanna be like this," tambahku ngasal.

"Ya udah, cepat. Gak usah banyak cincau," jawabnya masih sambil nyariin entah apa.

Beberapa menit kemudian.

"Udah?" tanyaku.

"Udah apanya?" balasnya heran.

"Lho, tadi kan nyuruh cepat-cepat?" tanyaku lagi makin heran.

"Lha iya. Makanya..."

"Makanya apa?"

"Makanya cepat sedikit!"

"Ini sebenarnya mau ngapain sih?"

"Ini soal tren. Kamu ini gimana sih..." sambil mukanya agak manyun.

"Tren? Tren apa?" Kepalaku makin pusing.

"Kamu ini memang kampungan."

"Ya aku memang kampungan. Aku gak ngerti soal tren-tren terbaru, life-syle, atau apalah itu namanya," jawabku sambil berusaha sabar ngadepin manusia satu ini.

Karena bingung aku jadi diam. Kubiarin dia ngelakuin apapun semaunya. Tapi kupikir, apa emang kayak gini tipe manusia sekarang? 

Cobalah lihat, gak jelas. Mengikat diri ke dalam suatu kesibukan; ngikutin tingkah manusia-manusia lain tanpa berpikir dahulu. Orang lain sibuk begini-begitu, eh dianya juga ikut-ikutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun