Mohon tunggu...
Satrio Arismunandar
Satrio Arismunandar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Emji Alif dan Perjalanan ke Dalam Diri

30 Agustus 2021   03:34 Diperbarui: 30 Agustus 2021   03:38 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekuatannya terletak pada dimensi jiwa, dimensi batin, atau dimensi internal diri kita. Perjalanan bagi Kaye bukanlah semata-mata menyangkut aspek fisik, tetapi yang lebih penting adalah aspek batin. Dari setiap perjalanan, ada “sesuatu” yang masuk ke dalam jiwa kita. Entah itu suatu bentuk pencarian, atau penemuan, atau kedua-duanya.

“Sesuatu” itu bisa berarti sangat personal. Ketika saya dan Emji Alif mendaki gunung bersama, melalui jalur pendakian yang sama, misalnya, mungkin masing-masing kami akan memperoleh atau menemukan “sesuatu” yang berbeda. Ini yang dinamakan “perjalanan di dalam diri” (taking a journey into yourself).

Kaye tidak sendirian dalam menyadari keutamaan “perjalanan di dalam diri itu.” Cendekiawan, novelis, esais, dan kritikus Prancis, Marcel Proust, menyatakan, “Perjalanan penemuan yang sebenarnya tidak terdiri dari pencarian lanskap-landskap baru, tetapi dalam memiliki mata baru” (The real voyage of discovery consists not in seeking new landscapes, but in having new eyes).

Sedangkan penyair berbahasa Jerman terbesar dari abad ke-20, Rainer Maria Rilke, menyatakan, "Satu-satunya perjalanan adalah perjalanan di dalam" (the only journey is the one within). Bagi Rilke, bepergian dan melakukan perjalanan adalah waktu yang indah untuk penemuan diri dan refleksi. Waktu untuk membantu kita berhubungan kembali dengan diri kita sendiri.

***

Salah satu contoh perjalanan yang mengubah diri diceritakan dalam film biografi berbahasa Spanyol, The Motorcycle Diaries (2004). The Motorcycle Diaries adalah buku harian Che Guevara, tentang perjalanannya menemukan benua Amerika Latin, saat ia masih menjadi mahasiswa kedokteran.

Che berangkat pada 1952 dengan sepeda motor Norton 500 butut, bersama temannya Alberto Granado, seorang ahli biokimia. The Motorcycle Diaries menangkap kegembiraan, gairah, dan kepercayaan muda seorang Che pada kemungkinan-kemungkinan pencapaian umat manusia, yang cenderung menuju keadilan, perdamaian dan kebahagiaan.

Selama dalam perjalanan mereka menemukan banyak wilayah yang dilanda penderitaan dan kemiskinan. Contohnya, ketika mereka sedang bersukarela di kawasan penderita kusta di sebelah utara Peru, atau tatkala berhadapan dengan si pemilik tanah yang merampas tanah sepasang suami-istri. Pengalaman tersebut mengubah pandangan Che Guevara dalam melihat dunia, yang dia pikir semakin tidak adil.

Perjalanan petualangan mereka menghabiskan waktu lebih dari setahun, dengan jarak yang ditempuh lebih dari 12.000 km. Mulai dari Argentina melewati Chili, Peru dan Kolombia hingga ke Venezuela.

Dari perjalanan itu, si mahasiswa kedokteran Che Guevara mengalami “transformasi diri.” Kelak di kemudian hari, dia akan terkenal sebagai seorang revolusioner Marxis, yang foto-fotonya dengan rambut gondrong berkibar dan topi baret menjadi ikon romantis para pejuang revolusioner. Ini adalah sebuah perjalanan yang punya arti mendalam dan telah mengubah kehidupan seorang manusia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun