Mohon tunggu...
Satrio Anugrah
Satrio Anugrah Mohon Tunggu... Lainnya - Football Coach, Football Writer

Menulis untuk menyenangkan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Romantisme ala Simeone

15 Januari 2021   17:09 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:15 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami ingin mengucapkan terima kasih padanya. Seperti kepada orang-orang yang telah memberikan hatinya untuk klub ini. Hal terindah yang tersisa adalah kami bisa saling memeluk saat kami berjumpa, merayakan, dan mengingat lagi hal-hal yang telah kami lalui bersama." 

kalimat di atas diucapkan oleh seorang Pria Argentina bernama Diego Simeone. Mengomentari keputusan Diego Costa yang mengakhiri kontraknya dengan Atletico Madrid.

dari kalimat perpisahan yang manis itu, saya melihat romantisme. Perasaan yang dalam, koneksi yang kuat antar sesama manusia karena mencintai hal yang sama. Tidak hanya itu, Diego kembali memberikan sebuah kalimat puitis di kesempatan berikutnya.

"Saat kalian mulai bermain, yang paling penting adalah sepakbola, hanya sepakbola. Tiada matahari, angin, hujan, ataupun salju. Saat bola berjalan, ini hanya tentang sepakbola.

Saat kalian bermain sepakbola kalian melupakan segala hal, saat bola berjalan, itulah kebahagiaan sesungguhnya." Beginilah Diego Simeone mengomentari kondisi Kota Madrid yang bersalju dengan suhu minus 7 derajat.

Banyak tokoh sepakbola yang disebut romantik karena menampilkan tontonan sepakbola yang menawan. sebut saja Johan Cruyff, Guardiola, Arrigo Sacchi, dan Van Gaal. Mereka percaya, ada sebuah cara untuk memainkan sepakbola, yaitu dengan menyerang. 

Keempat nama di atas menampilkan sepakbola sebagai sebuah karya seni. Layaknya lukisan, sepakbola haruslah indah dan bermakna. Karenanya, keempat orang ini dikenal lebih seperti seorang filsuf daripada pelatih sepakbola. Sepakbola menyerang yang diusung bernilai, estetic, dan tentu saja memberikan kemenangan.

Diego Simeone di lain sisi, menampilkan sepakbola yang maskulin. Very defensive, dipenuhi duel-duel keras yang membuat bulu kuduk merinding karena ngeri. 

lantas, dimana letak romantismenya?

untuk menjawab pertanyaan di atas, lihatlah video di bawah ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun