Mohon tunggu...
Satria putra_373
Satria putra_373 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

PMM UMM Bagikan masker dan hand sanitizer dalam acara selametan desa Beji

16 Juni 2021   11:30 Diperbarui: 16 Juni 2021   12:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka memenuhi program studi kampus, mahasiswa kelompok 27  gelombang 7 dengan dosen pembimbing lapang Hutri Agustino, S.Sos., M.Si  melakukan Pengabdian Pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. (14/6/2021)

Pandemi Covid-19 tak membuat warga Desa Beji menyurutkan niat memperingati Selamatan Desa. Warga Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu (Senin, 14/6). Masyarakat mengikuti momen sakral yang tak bisa dilepaskan begitu saja sekalipun di tengah wabah. Selamatan desa merupakan suatu ungkapan rasa syukur, tak terkecuali bagi Desa Beji. Sehingga kegiatan ini tetap digelar dengan rangkaian acara yang lebih ringkas dan sederhana dibandingkan pada peringatan di tahun-tahun sebelumnya Tradisi Tersebut digelar turun temurun sejak untuk memperingati hari jadi Desa Beji yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1880. Dalam acara tersebut mahasiswa UMM yang melakukan Program Masyarakat oleh Mahasiswa (UMM) turut serta dalam kepanitiaan kegiatan tersebut, mahasiswa membantu warga desa dalam menjaga protokol kesehatan peserta yang mengikuti agenda tersebut. Mulai dari membagi masker, cuci tangan, penyemprotan hand sanitizer dan pengecekan suhu tubuh.

img-0353-jpg-60c96bc98ede487ca37c42a2.jpg
img-0353-jpg-60c96bc98ede487ca37c42a2.jpg
Acara inti digelar Senin pagi yang ditempatkan di Punden Beji. Kemudian dilanjutkan ke Punden Ngemplak. Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur Desa Beji. Serta untuk melestarikan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Pada acara tersebut masyarakat melakukan ritual mulai dari berdoa, menyantap beragam makanan hingga tarian tayub, puncak tarian tayub tersebut terjadi ketika di punden terakhir yang berada di punden ngemplak. Dalam tarian tersebut dimeriahkan oleh perangkat desa terlebih dahulu lalu organisasi desa seperti karang taruna desa lalu di tutup dengan warga sekitar yang ingin melakukan tarian tayub bersama dayang-dayang penari tayub tersebut

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun