"Sepanjang diusahakan semaksimal mungkin, dengan perhitungan yang tepat, maka tidak ada yang tak mungkin." ucap Didiek Hartantyo, pada tahun ketiganya memimpin PT KAI
Siapa yang tidak mengenal PT Kereta Api Indonesia (KAI)? Rasanya hampir semua orang pernah menggunakan jasa transportasi ini, entah untuk keperluan harian, perjalanan antarkota, atau sekadar liburan. Pada tahun 2023, jumlah penumpang KAI tercatat mencapai 371,54 juta orang. Memasuki tahun 2024, rata-rata jumlah penumpang per bulan mencapai 35 juta orang, angka yang luar biasa untuk sebuah moda transportasi berbasis rel.
Namun, apakah kita pernah membayangkan seperti apa kondisi KAI di masa pandemi COVID-19? Ketika dunia seolah berhenti, menjaga kesehatan diri saja sudah terasa begitu berat, apalagi mempertahankan operasional perusahaan besar dengan 25 ribu karyawan dan melayani jutaan penumpang. Di tengah badai ketidakpastian itulah, Didiek Hartantyo diangkat menjadi Direktur Utama PT KAI pada Mei 2020.Â
Untuk mengenal sosok Pak Didiek lebih lanjut, saya diberi kesempatan untuk menghadiri acara launching buku Masinis yang Melintsi Badai yang diterbitkan oleh Penerbit Kompas. Buku ini resmi diluncurkan oleh Penerbit Kompas pada awal tahun 2025, dalam sebuah acara yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Said Aqil Siradj (Komisaris Utama PT KAI), komunitas, Kompasianer, serta berbagai mitra KAI.Â
"Buku ini simbol keberanian dalam menghadapi tantangan besar. Kami ingin mengenalkan lebih dekat sosok Pak Didiek sebagai pemimpin transformasional yang hadir tidak hanya di ruang rapat, tapi juga menyatu di lapangan bersama para pegawai," ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba pada acara peluncuran buku tersebut.
Disusun oleh dua jurnalis berpengalaman, Zulfikar Akbar dan Wisnu Nugroho, buku ini menghadirkan narasi tentang sosok Didiek Hartantyo sejak sebelum menjadi Direktur Utama KAI hingga berhasil membawa berbagai inovasi besar pasca-pandemi. Bab demi bab disusun berdasarkan tema tertentu, mulai dari latar belakang Didiek sebagai bankir, tantangan saat awal menjabat di tengah pandemi, hingga proyek-proyek besar seperti peluncuran LRT Jabodebek dan kereta cepat Whoosh.
Buku ini juga memperlihatkan nilai-nilai kepemimpinan transformatif Didiek---seorang pemimpin yang tidak hanya berada di balik meja, tetapi juga turun langsung ke lapangan bersama para pekerja. Selain sisi teknis dan strategis, pembaca juga diajak melihat sisi humanis dari seorang pemimpin melalui interaksi sosial, komunikasi internal, dan pendekatan kolaboratif yang ia lakukan.
Seperti apa isi dari buku yang dirilis ini? Ini ulasannya!
Visual Buku yang Menarik dan Berwarna