Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melepas Candu Ketergantungan Harga Bahan Pokok Bersama KITA

1 Juni 2018   14:35 Diperbarui: 2 Juni 2018   10:39 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setuju atau tidak, kecenderungan masyarakat, memasuki perayaan hari raya, selalu saja konsumtif ya?

Bagi yang setuju, setidaknya kita satu-rasa dalam menikmati hidup sebagai masyarakat kecil. Dimana tuntutan akan barang kebutuhan pokok biasanya melangit, ditambah harga-nya yang juga mencekik.

Sengaja sih istilah masyarakat kecil atau wong cilik, menjadi predikat yang biasa banyak dipakai dan disuka oleh siapa saja-kan pada momen-momen tertentu? Termasuk saya dan kamu juga bisa!

Nah dalam konteks itu, dengan mudah kita bisa mendapati fenomena 'biasa' yang disegaja atau tidak sengaja, yang luput juga kita lakukan kala merasakan kenaikan harga menjelang hari raya misalnya.

Fenomena yang saya maksud, dimana semua golongan status ekonomi masyarakat. Baik golongan masyarakat yang kaya --menengah keatas-- dan miskin biasanya akan berduyun-duyun dan mencoba ikut menikmati bentuk Program pemerintah yang populis, yang menawarkan harga bahan pokok dengan harga murah. Entah mereka akan gunakan sendiri, atau malah mengkomersilkannya kembali.

Padahal program Pemerintah tadi sebenarnya ditujukan untuk menekan lonjakan harga bahan pokok mendekati hari raya, bagi kalangan golongan masyarakat menengah kebawah, yang tak kuasa menjangkaunya. Seperti kebijakan operasi pasar dan penyaluran Beras miskin, misalnya.

Aneka Produk Bahan Pokok Di Swalayan Mudah Saja Kita Temuai Namun Dengan Harga Mahal I dokumentasi Pribadi
Aneka Produk Bahan Pokok Di Swalayan Mudah Saja Kita Temuai Namun Dengan Harga Mahal I dokumentasi Pribadi
Terus  apa-nya yang salah? Tidak ada yang salah kok. Wajar semua masyarakat Indonesia pasti ingin harga yang paling murah, gratis bahkan, dalam mencukupkan kebutuhan pokok kita.

Nah saya hanya mau katakan, disinilah hal yang bisa saya maksudkan sebagai gejala candu ketergantungan masyarakat terhadap harga bahan pokok yang murah ala-ala 'populis' yang bisa digulirkan Pemerintah setiap menjelang hari Raya, dan juga momen-momen Tahun Politik.

Akhirnya, memang harus ada cara lain yang out-the-box dalam  mengupayakan program ketersediaan dan juga kestabilan harga bahan pokok yang fair, disertai dengan sistem pengawasannya yang tegas.

Agar idealnya semua sisiem perekonomian berjalan sesuai proporsional. Yang kaya bisa mandiri mencukupi kebutuhannya, dan si miskin seperti kita, layak harus dibantu sebagai tanggung jawab Pemerintah.

Dan muaranya kebijakan operasi pasar tak lagi  menjadi Abuse dari segelintir orang untuk menguntungkan dirinya sendiri, atau malah Pemerintah sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun