Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengemas Fakta

28 Februari 2015   10:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Hai anakku,
tidak semua fakta yang kau temukan
perlu kau jadikan berita,
karena bisa-bisa menggelegakkan nafsu,
lantas menyulut sengketa”

“Apakah semua berita yang tersiar itu
adalah fakta, bapakku ?”

“Tak semua berita yang tersiar adalah fakta, anakku.
Waspadalah karena ada yang bukan fakta dijadikan berita.
Tetapi yang lebih penting dari itu semua,
jadilah kamu dewasa
dalam melihat, mendengar dan mengemas fakta
untuk dijadikan berita.
Agar tak ada korban meski berita yang ada adalah fakta".

“Maaf bapakku,
baru saja jenggot bapak,
yang bapak elus-elus itu
copot beberapa helai.
Apakah fakta tu bisa dijadikan berita untuk ibu ?”

“Silahkan saja anakku
kalau menurutmu perlu..
Namun perlu kau tahu,
yang sebenarnya ibumu tunggu
adalah berita tentang adakah jamu
yang mampu membuat otot bapakmu
selalu sekuat gatotkaca”

(Sastrawan Batangan, 7-10-1996/28-2-2015).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun