Anelka pun sewot. "Ya ampun,weww.,sekarang kita sedang berada dalam kamar kostmu yang kumuh ini, puas?!"
Hehe, aku hanya tersenyum geli. Maaf bukan apa-apa, secara Anelka gitu. Aku sudah mengenal Anelka seperti mengenal diriku sendiri, karena kami bersahabat sejak SMP dulu sampai kuliah sekarang. Kami berdua memang muslim, tapi soal keIslaman ya gitu. Kami sholat ya sholat, puasa ya puasa, tapi ya gitu deh. Apalagi untuk urusan musik reliji mah tunggu dulu.
Aku pun membuka laptopku. Kuketik "Maher Zein" di pencari Google.
"Oo, jadi ini Maher Zein, "gumamku.
Tampak gambar seorang cowok bule berwajah agak arab-arab duduk santai dikursi. Disebutkan disitu ini orang lahir di Tripoli, Libanon, 16 Maret 1981, tapi besar di Swedia setelah keluarganya pindah ke salah satu negara Eropa itu saat usianya delapan tahun. Sempat dikenal sebagai penyanyi R n B , Maher akhirnya memutuskan bermusik Islami dengan album debutnya Thanks to Allah pada 1 November 2009.
Kami tuntaskan rasa keingintahuaan kami dengan melihat video klip Maher di Youtube, diantaranya single Insya Allah dan For the Rest of My Life.
"Hmm, not bad," cetusku.
Anelka sebal. "Gayamu seperti pengamat musik saja, ya baguslah lagu Maher Zein."
Usut punya usut, benar seperti dugaanku, Anelka memang sedang jatuh cinta.
"Nabila Khumaira" sebut Anelka pelan.
Glek, aku tercekat menelan ludah.