"Aku juga baik," jawab Dewa.
Suasana berubah kaku karena keduanya membisu beberapa saat. Hanya suara ombak yang terdengar mengusik sesekali.
"Aku merindukan masa-masa dahulu ,Wa, masa yang begitu indah. Kita bercanda dan bercengkrama. Juga ditempat ini kita bernyanyi dan membaca puisi. Semuanya begitu mengesankan bagiku," ucap Kennova.
Tapi Dewa hanya diam.
" Dewa."
Dewa tersadar. " Hmm,ya,ya, aku juga merasakan hal yang sama," ucapnya.
Kennova menatap wajah Dewa.
"Kenapa sekarang kita seperti orang asing, kenapa Wa? Dua bulan aku mencarimu. Tapi dirimu menghilang bagai di telan bumi. Nomor hp mu tidak aktif lagi. Bahkan keluargamu pun tidak tahu. Mereka hanya mengatakan dirimu berada di Koba. Ini pun aku dapat nomormu dari Ryan. Ia bilang dirimu sekarang ada di Belinyu," cecar Kennova.
Dewa tetap terdiam.
"Dewa!" kali ini suara Kennova terdengar keras. "Katakan dengan jujur padaku, apakah kamu mencintaiku?"
Sekarang Dewa membalas tatapan Kennova. "Ya, aku mencintaimu sebagai seorang sahabat dan saudara," tukasnya.