Mohon tunggu...
Saskia Della
Saskia Della Mohon Tunggu... Mahasiswa - Al'adabu fauqol ilmi

Dari semarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel Antares Dalam Prinsip dan Konsep Kesantunan

1 Juli 2022   14:38 Diperbarui: 1 Juli 2022   14:48 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sudah sangat familiar terutama anak-anak wattpad  dengan novel yang berjudul Antares. Didalam novel ini mencerikan tentang sebuah geng motor yang terkenal yang bernama Calderioz yang diketuai oleh Antares bida dipanggil Ares. Novel ini sudah dibaca lebih dari 38juta kali, peringkat satu dalam fiksi remaja, ditawar 20 penerbit untuk diterbitkan, terjual 3000 eksemplar dalam waktu kurang dari 1800detik, dan  novel ini juga sudah di filmkan dilayar TV.
Didalam novel Antares saya menganalisis dalam pragmatik dengan teori kesantunan berbahasa pada chapter 1 sampai chapter 5. Disini saya menggunakan konsep kesatuan dirumuskan dalam prinsip kesatuan atau teori kesatuan, yaitu: Lakoff, Leech, Fraser, Brown dan Levinson.
Prinsip Kesatuan Lakoff (1972)
Didalam novel Antares di chapter 1 sampai chapter 5 sudah terdapat contoh pada prinsip kesatuan ini, yakni:
Formalita yang berarti jangan memaksa atau angkuh
Contoh:
"Ke kantin sekarang!"
"Kerjakan sekarang!"
Contoh kalimat diatas merupakan kalimat yang bersifat memaksa
"Gue aja gak nyontek. Makanya otak encer dong kayak gue".
"Halah buat apa belajar susah-susah dua tahun. Entar ajalah. Kelas 12 semester dua gua kejar materi. Gitu aja, kok ribet!"
Contoh kalimat diatas merupakan kalimat yang angkuh.
Ketidak tegasaan yang berarti saran bahwa penutur seharusnya bertutur sedemikian rupa agar mitra tuturnya dapat menentukan pilihan.
Contoh:
"Gua Rizky, terserah lo mau manggil gua apa, bisa Riz, Kiki, Izky, atau Babe kalo lo maunya gitu".
Contoh kalimat diatas penutur memberikan pilihan agar mitra tuturnya dapat menentukan pilihan
"Cepat balik ke tempat lo pada!"
"Diam semuamya!"
Contoh kalimat diatas penutur tidak memberikan pilihan agar mitra tuturnya langsung melaksaakan tanpa adanya pilihan.
Persamaan atau kesekawanan yaitu penutur seolah-olah mitra tuturnya sama.
Contoh:
"Aduh, liat senyumnya aja gua udah meleleh".
"Bukan cakep lagi anjir, bidadari jatuh ini mah!"
Contoh kalimat diatas membuat mitra tuturnya senang.
"Ya ngomong sama lo lah! Masa sama setan?"
"Buat apa nutupin muka? Malu"
Contoh kalimat diatas membuat mitra tuturnya tidak senang.

Prinsip Kesatuan Brown dan Levinson
Nosi Muka Positif yaitu muka yang mengacu citra kepada diri seseorang agar apa yang dilakukannya.
Contohnya:
"Tajir melintir, pinter, Ketua Calderioz, dan lo liat dog gimana cara jalan?! Berwibawa, berkarisma, dan ditakuti di saat yang bersamaan. Lo juga juga harus perhatiin badannya, keren banget gak sih?!"
Nosi muka negatif yaitu muka yang mengacu citra kepada diri seseorang yang ber keinginan agar dia dihargai jalan penutur membiarkan bebas melakukan tindakannya.
Contohnya:
"Muka lo aja gak kelihatan, makanya buka!
Tuturan tersebut tidak santun karna penutur tidak membiarkan mitra tuturnya bebas melakukan apa yang sedang dikerjakanya".

Penulis:
Saskia Della Puspita (Mahasiswa Pemdidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNISSULA)
Dr. Aida Azizah, S. Pd, M. Pd. (Dosen Mata Kuliah Pragmatik, UNISSULA)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun