Mohon tunggu...
sari widiarti
sari widiarti Mohon Tunggu... Freelance writer

Halo, terimakasih sudah mengunjungi tulisan saya. Sering ngobrolin tentang beauty, buku, drakor dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan Sebagai Momentum Menjaga Kesehatan Mental

13 Maret 2025   13:46 Diperbarui: 13 Maret 2025   22:32 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan sebagai momen refleski diri sumber: pexels/juanphotoandvideo

Jika memang harus beli, maka keluarkan barang yang ada di lemari untuk disedekahkan atau diberikan oleh orang lain, agar tidak terjadi penumpukan barang di kamar.

  • Selalu mengingatkan diri jika semua yang dimiliki dimintai pertanggung jawaban, maka rajin-rajin decluttering.

  • Dengan cara seperti itu setidaknya aku mampu mengendalikan diri agar tidak terjadi pemborosan, tidak terjadi kemelekatan pada barang karena sering decluttering dan lebih sadar diri dengan barang yang dimiliki yang masih bermanfaat dan bagus.

    Refleksi Diri

    Refleksi diri berarti bercermin dan evaluasi diri, sebelum menghakimi orang dengan kejulidan, lebih baik banyak-banyak berkaca dan evaluasi tindakan dalam keseharian apakah sudah sesuai dengan ajaranNya.

    Refleksi diri membuat saya lebih down to earth, nggak sombong dengan pencapaian malah selalu bersyukur dengan hal-hal kecil yang kadang sering terlupakan. Bisa makan sesuai dengan menu kesukaan sudah bersyukur banget.

    Selanjutnya sebulan ini evaluasi tindakan selama sebelas bulan sebelumnya, sudah tepat atau belum mengolah emosi, tidak hanya evaluasi dalam hal spiritual, tapi juga hubungan dengan makhluknya. Sudahkah jaga mulut dan sikap dengan tidak menyakiti orang lain? Sudahkah menjaga lingkungan agar keseimbangan alam tetap terjaga? Sudahkah berbaik hati pada diri sendiri?

    Memang ya manusia tidak ada yang sempurna, dari rumah sudah berusaha untuk tidak emosi, namun saat antri di minimarket ada yang menyela antrian rasanya pengen elus-elus dada.

    Jika seperti ini, aku selalu berpegang teguh dengan kalimat, "Sikap orang lain tidak akan bisa mengubah mood hatiku, aku yang mempersilahkan orang itu menyakiti hatiku atau tidak. Aku adalah pemeran utama dalam hidupku, orang lain tidak bisa menentukan mood atau langkahku di hari ini". 

    "Mantra" tersebut aku pegang dan terapkan, jika memang kejadian ketika antri malah disela sama orang lain, maka aku akan tegur karena orang tersebut tidak sesuai dengan aturan, entah ia menerima atau malah nyolot, itu urusan nanti, toh kalau berkepanjangan, aku minta untuk pegawainya yang mengurus orang tersebut.

    Saat emosi mulai diusik, tidak lupa untuk mengucapkan tawudz, diam agar tidak mudah terpancing, berusaha berpikir panjang daripada meledak-ledak. Kemudian segera berwudhu jika masih emosi hingga mengalihkan fokus dengan kegiatan lain.

    Jadi, Ramadan ini yuk mulai banyak refleksi diri sebagai bentuk menjaga kesehatan mental, lakukan atas dasar sayang dengan diri sendiri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun