"Oh, Dian. Maasya Allah," perempuan itu merentangkan tangannya, kedua perempuan itu saling berbagi haru.
Usai melepas pelukan, perempuan bernama Dian itu refleks mengusap perut wanita di depannya.
"Sehat-sehat dedek bayi," ucapnya sambil tersenyum.
"Aamiin," pasangan suami-istri itu seketika kompak memohon agar doa mereka terkabul.
Zidan menarik salah satu kursi, kemudian duduk. Aysa mengisyaratkan pada keponakannya itu untuk duduk mengikuti suaminya.
"Ibu guru cantik jadi makin glowing ya pas hamil. Apa bawaan bayi, ya?" Dian berusaha menyenangkan perempuan yang pernah menjadi gurunya semasa putih abu-abu itu.
Perempuan itu tersenyum, "bisa aja kamu, Dian. Udah jauh-jauh ke sini, kamu harus cobain cheesecake lumer buatan Ibu, ya." Dia meletakkan tiga cup makanan penutup itu dengan sendok teh di depan suami dan keponakannya.
"Aku cobain ya Ibu guru cantik," Dian tersenyum, matanya berbinar melihat kudapan di depannya.
"Iya, Dian. Kasih tahu kurangnya ya, soalnya baru belajar," kata perempuan bernama Aysa itu.
"Bismillah," Dian menyendok bagian tepi cheesecake lumer itu dan mencoba merasakan kenikmatan di indera pengecapnya. Tanpa sadar matanya terpejam sesaat.
"Gimana, Dian?" Aysa terlihat tak sabar menunggu komentar keponakannya itu.