Mohon tunggu...
Wisno
Wisno Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan finishing

Furniture, woodworking, kayu, finishing, berkebun, blogging, pencak silat www.interior.wisno.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah Edy, Sosok Inspiratif dalam Kurikulum Merdeka

5 Mei 2023   19:58 Diperbarui: 5 Mei 2023   20:02 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari : https://ayahkita.blogspot.com/

Ayah Edy adalah salah satu tokoh parenting yang telah sangat membantu dan menginspirasi saya dalam mendidik dan membesarkan anak saya. Perkenalan saya dengan beliau terjadi lewat udara yaitu siara radio. Pada tahun 2003 beliau menggaungkan satu gerakan dengan nama : Indonesian Strong From Home (membangun Indonesia yang kuat dari keluarga). Sebuah gerakan yang mengajak setiap keluarga untuk mendidik anak-anak mereka supaya berkembang menjadi insan yang terbaik. Apabila anak-anak Indonesia berkembang menjadi manusia-manusia yang hebat, maka secara langsung negara Indonesia menjadi kuat. 

Sebuah tujuan yang sangat mulia namun waktu itu masih merupakan cita-cita. Ayah Edy memulai mimpinya dengan cara-cara yang sederhana yaitu dengan membagikan ide dan inspirasi tentang parenting dan pendidikan anak lewat siaran radio. Beliau juga menulis buku dan artikel-artikel di media online di facebook dan blogspot. Ilmu-ilmu tentang parenting tersebut diharapkan bisa membuka wawasan bagi para orang tua dalam mendidik anak.

Ilmu-ilmu parenting dari Ayah Edy telah menjadi salah satu sumber rujukan utama bagi saya waktu itu ketika anak-anak saya masih kecil. Saya selalu menyempatkan untuk mendengarkan siaran radio "Indonesian strong from home" yang sangat membantu saya dalam mendampingi anak-anak saya dalam belajar.

Ada beberapa point penting yang saya dapatkan dari beliau yaitu antara lain:

  • Setiap anak adalah unik

Setiap anak adalah unik, merupakan tugas orang tua "dan guru" untuk bisa menemukan tujuan suatu anak diciptakan. Karena keunikan dari setiap anak tersebut, maka sebenarnya setiap anak membutuhkan cara belajar dan pendidikan yang berbeda.

Pada waktu itu sekitar tahun 2000 an, sistem pendidikan dasar dan menengah menjalankan pengajaran dengan sistem yang baku. Pendidikan dilakukan dengan cara yang sama untuk setiap anak. Ketika ada siswa yang tidak bisa mengikuti standard pengajaran waktu itu, maka siswa langsung dengan mudah dianggap "bodoh" . Anak terlalu kreatif seringkali dibilang "nakal", anak yang suka merenung dan berpikir dianggap "pasif", dll. Intinya jika ada anak-anak didik yang tidak mengikuti alur dari pendidikan yang baku tesebut, maka dia dianggap "bermasalah". 

Pada kondisi seperti itu, Ayah Edy membagikan satu sistem parenting dan pendidikan yang "melawan arus" yaitu pendidikan yang didasarkan pada setiap pribadi murid. Ada satu pesan yang sampai sekarang saya selalu ingat, bahwa setiap anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dan tidak mungkin gagal. Ketika Tuhan menciptakan seorang anak, maka Dia pasti sudah merencanakan satu tugas yang khusus untuk anak tersebut. Tugas orang tua adalah untuk menemukan potensi terbaik dari anak dan mewujudkannya. 

Cara mendidik yang harus menyesuaikan dengan otak anak, bukan otak anak yang harus dipaksa mengikuti sistem pendidikan yang ada.

  • Kolaborasi bukan kompetisi

Pada waktu dulu prestasi siswa diukur dengan nilai dari pelajaran-pelajaran utama yang diajarkan di sekolah. Seluruh nilai dihitung dan dijumlahkan, dan kemudian dari total nilai tersebut, disusun ranking setiap siswa. Akibatnya setiap anak cenderung berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan "lupa" untuk belajar berkolaborasi. Sikap dari sebagian orang tua yang pengin melihat anak-anak mereka menjadi yang terbaik, juga mendorong kompetisi yang semakin menjadi-jadi, yang membuat pendidikan menjadi tidak sehat.

Ayah Edy, dengan cerita-cerita inspiratifnya memberikan pencerahan bahwa pendidikan bukan tempat untuk berkompetisi, tetapi mestinya menjadi sarana untuk belajar berkolaborasi. Pendidikan mestinya dijalankan dengan praktek-praktek yang menekankan kerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan masalah. Setiap anak secara alamiah adalah unik dan mempunyai kekuatan di satu bidang tertentu. Untuk menyelesaikan masalah, setiap orang selalu membutuhkan bantuan orang lain, karena itu diperlukan skill untuk bekerja sama dan berkolaborasi 

  • Pendidikan karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun