Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dongeng, Wahana untuk Membuka Jendela Literasi pada Anak

11 November 2020   00:25 Diperbarui: 11 November 2020   01:16 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dongeng. Gambar dari instagram @annaspeshilova

Kelima, mendongeng juga membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Sebab, saat membaca ataupun mendengarkan dongeng, anak akan mengikuti alur cerita dongeng tersebut. Hal ini akan membuat memori otaknya untuk memikirkan dan menimbulkan suatu pertanyaan di benak mereka.

Zaman teknologi seperti saat ini, sangat mudah sekali mencari bacaan dongeng untuk anak. Kita bisa memilih bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Jika dulu kita akan menunggu majalah mingguan untuk mendapatkan bacaan dongeng, atau kita harus membeli dulu buku-buku tentang dongeng, maka sekarang kita bisa mencarinya di internet.

Misal dongeng di YouTube yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Kita tinggal mengetikkan kata kunci "dongeng untuk anak" maka akan muncul beragam judul dongeng. Biasanya dongeng-dongeng itu menggunakan animasi kartun yang disertai suara. Jadi kita bisa melihat gambarnya, sekaligus mendengarkan ceritanya.

Selain di YouTube, kita juga bisa mendapatkan dongeng di media sosial, contohnya di instagram @mendongenguntukcerdas. Link instagram ini merupakan produk atau layanan dari majalah bobo yang menyediakan beragam dongeng yang ada di majalah tersebut. Kita bisa membaca secara gratis cerita-cerita yang diposting.

Kita juga bisa melihat aksi kak Lucia dan teman-teman kita mendongeng dengan melihatnya di IGTV @mendongenguntukcerdas. Tidak hanya menyediakan dongeng, link @mendongenguntukcerdas juga memposting cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), cerita misteri (cermis), dan pengetahuan-pengetahuan lainnya tentang dongeng.

Contoh dongeng. Sumber: instagram @mendongenguntukcerdas.
Contoh dongeng. Sumber: instagram @mendongenguntukcerdas.
Kita juga bisa melihat dongeng di channel majalah bobo yaitu tentang Bona dan Rongrong, atau tentang Oki dan Nirmala melalui YouTube. Di dongeng Bona dan Rongrong sebagai pembuka kita akan di ajak menyanyi terlebih dahulu tentang lagu Bona gajah berbelalai panjang. Jika ingin membaca langsung kedua cerita tersebut kita bisa mendapatkan hasil cetaknya dengan membeli majalah bobo.


Untuk anak usia taman kanak-kanak, PAUD, atau prasekolah, kita bisa mengenalkannya dengan dongeng mombi di channel majalah mombi. Pengisi suara dongeng mombi akan mengajak kita bercakap-cakap agar kita lebih aktif memahami dongeng sekaligus di ajak mengeja huruf dan berhitung. Karena diperuntukkan untuk anak sebelum SD, maka dongeng mombi ini dibuat singkat saja, berbeda dengan dongeng Oki dan Nirmala atau Bona dan Rongrong yang agak panjang dan kita harus memahami ceritanya sendiri.


Selain melalui media sosial (instagram dan Youtube) kita juga bisa mencari dongeng di website bukusekolahdigital.com. Di website ini sangat bagus untuk sarana belajar anak, karena disajikan lengkap bagi pengguna kurikulum 2006 dan 2013 dari kelas 1 SD hingga tingkat SMA dengan berbagai mata pelajaran. Dongeng biasanya paling banyak ada di buku Bahasa Indonesia kurikulum 2006. Kita bisa memilih dongeng mana yang ingin kita bacakan untuk anak/siswa kita.

Di sini kita bisa mencari dongeng yang yang sesuai dengan tingkat sekolah anak kita dari kelas 1-6 SD. Dongeng yang disajikan juga beragam bentuknya. Ada dongeng cerita rakyat untuk kelas tinggi dan dongeng fabel (hewan-hewan) untuk kelas rendah.

Salah satu dongeng menarik yang saya dapatkan di website ini yaitu dongeng berjudul "Tino Mencari Ibu" ditulis oleh Muhammad Sadam Husein dalam buku Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD/MI oleh Sukini Iskandar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun