Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Remehkan Pelecehan Seksual Sekecil Apapun!

26 November 2019   22:45 Diperbarui: 27 November 2019   20:38 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/ivana_kurniawati/

Tahun 1998, perkosaan masal terjadi pada Tionghoa. baca: Perkosaan Masal 1998 Itu Terjadi.

Ita Martadinata, korban pemerkosaan Mei 98, dibunuh sebelum sempat bersaksi untuk PBB. Sumber: Tirto.id

Korban kekerasan itu tidak hanya pada perempuan, tetapi juga laki-laki. Widji Thukul, meninggal di tempat dan waktu yang tidak diketahui. Hilang sejak diduga diculik pada 27 Juli 1998 di usia ke 34. Ia adalah sastrawan dan aktivis Ham yang berani melawan penindasan rezim Orde Baru.

Kekerasan di Aceh
Konflik Aceh terjadi pada 1976-2005 yang dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia. 

Menurut catatan Bu Layla, semenjak pemberlakuan Daerah Operasional Militer (DOM) untuk melawan gerakan separatis GAM, tahun 1990-2003 adalah kekerasan seksual pada perempuan yang paling besar di Aceh.

Para perempuan menjadi korban karena anggota keluarganya dituduh sebagai separatis GAM. Para perempuan itu dipaksa melayani para militer dari kebutuhan pakaian, makan, hingga budak seks. 

Bahkan organ tubuh mereka ada yang dipotong, rahim mereka rusak, hingga mengalami kebocoran kandung kemih. Mereka melahirkan anak-anak dari militer. 

Mereka tidak bisa lapor kepada pemerintah, karena kantor-kantor pemerintah dijadikan pos-pos militer. Bahkan ada yang mengaku mereka diperkosa anaknya sendiri.

Kekerasan di Papua
Kekerasan seksual di Papua ditulis oleh Jim Elmslie, dalam pengantar buku berjudul "Seakan Kitorang Setengah Binatang: Rasialisme Indonesia di Tanah Papua" yang ditulis oleh Filep Karma, mantan tahanan politik karena dituduh melakukan pengkhianatan kepada negara.

Kebiadaban paling memilukan saya dengar dalam sebuah pengadilan warga soal pembantaian Biak, yang digelar di Universitas Sydney, 6 Juli 2003. Seorang perempuan yang selamat dari pembantaian itu, Tineke Rumakabu, menjelaskan perlakuan terhadapnya oleh sekelompok tentara di salah satu fasilitas tentara. Dua belas perempuan dan anak gadis ditelanjangi, dipukul dan diperkosa oleh para tentara.

Saya melihat seorang pria memperlihatkan kami satu pisau kecil, pisau yang biasa kau pakai bercukur, lantas ia bilang, 'Kita akan pakai ini untuk memotong v***** kalian, dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan'. Saya menyaksikan seorang anak perempuan, mereka memperkosanya dan lantas ia tewas. Darah berceceran dimana-mana karena v***** perempuan dan kli*****nya dipotong serta diperkosa berulang kali. Mereka juga memukuli perempuan lainnya dengan bayonet dan lantas memotong leher juga p******* perempuan  tersebut.

Kekerasan Masa Kini
Mbak Lisa, ia adalah mahasiswa UNS yang mendirikan Salira (berkepanjangan: Sambut. Lindungi, dan Rangkul). Mbak Lisa adalah satu dari sekian korban pelecehan seksual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun