Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Fiksi Horor dan Misteri] Saat Bulan Mati

23 September 2016   12:56 Diperbarui: 28 September 2016   11:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngiiiiinggg...!!!
"Tidak !! Jangan lagi!" keluhnya lemas.
***
"Selamat malam Oom ! Lagi butuh selimut nih?" sapa Katrin pada lelaki botak yang menghentikan dan membuka kaca mobil di tepi taman kota. "Mau di temani Oom? Murah kok!" kata Katrin lagi sambil mengedipkan mata kanannya. Dia menyodorkan dada ke arah lelaki yang memandanginya penuh arti. Tak lama kemudian, setelah perbincangan yang di lakukan secara berbisik, Katrin masuk ke dalam mobil yang terus bergerak ke arah pantai Mertasari.
***

"Selamat pagi pemirsa, pagi ini kembali ditemukan jasad laki-laki dengan modus yang sama seperti korban-korban pembunuhan setahun belakangan ini. Lagi-lagi korban ditengarai menjadi mangsa binatang buas yang berkeliaran di kota. Namun sebenarnya binatang apakah ini, yang mampu mempuat korban kehabisan darah tanpa meninggalkan bekas atau luka berarti seain dua titik lebam di pangkal paha korban. Bagaimana kesimpulan para ahli forensik? Kita akan mengetahui siang nanti di laboratorium RSUD Sanglah Denpasar. Saya Lolita melaporkan dari tempat kejadian perkara."

"Hhfffttt, akhirnya selesai juga kerjaan kita ini ya Ta!" kata Joko sambil menggulung kabel sementara Lolita tampak lesu sambil memijit kepalanya.

"Iya Jok! Padahal aku capek banget nih! Kemaren pulang liputan di bar Paddys kan sudah malam banget. Kepalaku agak pening." jawab Lolita lesu.

"Eh Ta, menurutmu binatang apa ya yang gigit tu laki?" ata Joko seraya menyodorkan sebotol teh dingin bergambar tiga daun.

" Aduh Joko..! Pertanyaanmu berat deh, ahli forensik aja bingung apalagi aku! Yang gag mungkin nyamuk!" kata Lolita terbahak. "Betewe liputan ke rumah sakit aku nggak ikut ya! Kepalaku makin berat nih, bisa pingsan sebelum selesai reportasenya!"

Memang setahun belakangan ini Denpasar di guncang isu pembunuhan berantai dengan modus serupa. Korban yang di temukan di bypass Sanur ini merupakan korban ke tujuh tahun ini. Para korban rata-rata lelaki berusia akhir tiga puluhan yang mapan secara ekonomi namun suka jajan. Hal ini di tilik dari kondisi para korban yang selalu ditemukan dalam mobil dan selalu ditemukan dengan kondisi telanjang bulat dan adanya bercak sperma di sekitar mayat. Yang menjadi pertanyaan warga mengapa pembunuhan selalu terjadi saat tilem atau bulan mati, padahal hari tersebut adalah hari sakral bagi umat Hindu di Bali.

Pihak kepolisian dan ahli forensik juga di pusingkan dengan kejadian tersebut. Hingga berkembang isu-isu yang tidak sedap yang membuat warga takut. Terutama para lelaki muda yang punya kebiasaan nongkrong di pusat-pusat keramaian di kota Denpasar.

Sebulan kemudian ketika malam tiba, perempuan muda yang tampak seksi itu memoles bibirnya dengan lipstik merah darah. Ngiiiinngggg..... " Aku siap Dadong! Aku nggak akan menolak lagi!" kata perempuan itu.

Di cermin terlihat perubahan bentuk wajah perempuan muda itu, dia meringis menahan sakit yang luar biasa saat tubuhnya mengejang. Perlahan wajahnya mengeras, dan senyumnya mengembang. Perempuan itu, memandang wajahnya di cermin yang berbeda jauh dengan potret di dinding.

"Hahahahahaha, selamat malam para pencari cinta! Aku datang menghampirimu ! Aku, Katrin perempuan yang kau paksa jadi pelacur, sekarang hidup dalam tubuh cicitku Lolita. Aku datang untuk memuaskan nafsumu. Tunggu aku di taman kota!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun