Mohon tunggu...
Sarah Sahilah
Sarah Sahilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan dan Problematika Kurikulum di Indonesia dari Masa ke Masa

24 Mei 2025   16:50 Diperbarui: 24 Mei 2025   16:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perkembangan kurikulum/Sumber: dokumentasi pribadi 

Kurikulum adalah salah satu fondasi penting dalam sistem pendidikan di Indonesia yang berfungsi sebagai panduan dalam proses pembelajaran. Di Indonesia, kurikulum telah  mengalami berbagai tranformasi dari masa ke masa, dipengaruhi oleh faktor-fakor filosofis, sosiologis, politis, dan  historis. Meskipun demikian, pelaksanaan kurikulum sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghambat tercapainnya tujuan pendidikan nasional.

1. Perkembangan Kurikulum dari Masa ke Masa

Perkembangan kurikulum  di Indonesia mencerminkan dinamika pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti politik, sosial,dan budaya. Nyatanya perubahan kurikulum ini terjadi beberapa tahun semenjak kemerdekaan Indonesia, yaitu di mulai tahun 1947 sampai sekarang kurikulum merdeka. Perubahan kurikulum terjadi karena menyesuaikan dengan zamannya, meningkatkan kualitas pembelajaran, memenuhi standar nasional dan internasional. Berikut perkembangan kurikulum di Indonesia dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, 2022.

a. Tahun 1947 "Rentjana Pelajaran"

Kurikulum pertama yang hadir pada masa pasca-kemerdekaan memakai istilah "leer plan" diambil dari bahasa Belanda yang artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah "curriculum" dalam bahasa Inggris. Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan pancasila. Kurikulum ini baru berjalan pada tahun 1950.

b. Tahun 1952 "Rentjana Pelajaran Terurai"

Setelah "Rentjana Pelajaran 1947" kurikulum mengalami penyempurnaan, lebih rinci setiap mata pelajarannya. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional yang lebih terstruktur.

c. Tahun 1964 "Rentjana Pendidikan"

Menjelang tahun 1964, kurikulum kembali disempurnakan dengan fokus pada penyediaan bekal akademik dasar. Pokok pikiran kurikulum ini menjadi ciri yaitu, bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD.

d. Tahun 1968

Kurikulum ini bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.  Tujuannya untuk membentuk manusia pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral dan budi pekerti, serta beragama.

e. Tahun 1975

Tujuan kurikulum ini agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Munculnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (management by objective).

f. Tahun 1984 "Kurikuum 1975 yang disempurnakan"

Kurikulum ini mengusung process skill approach. Sisswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, melaporkan. Model belajar ini disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).

g. Tahun 1994

Muncul kurikulum ini hasi upaya dari menggabungkan kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Tetapi proses ini belum berhasil dikarenakan dinilai terlalu membebani siswa dan kurang efektif.

h. Tahun 2004 "KBK (Kurikumul Berbasis Kompetensi"

Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi dasar siswa melalui pembelajaran yang fokus pada kemampuan, indikator keberhasilan yang terukur, dan strategi pembelajaran yang tepat.

i. Tahun 2006 "KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)"

Pada kurikulum 2006 inilah pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kopetensi dasar, guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya  dilihat  dari kondisi sekolah atau daerah.

j. Tahun 2013 "Kurikulum 2013"

Kurikulum ini diterbitkan pada tahun 2013, kurikulum ini menekankan pada pembentukan kompetensi sswa secara menyeluruh. Guru diharapkan mampu untuk menyusun dan mengelola pembelajaran secara professional, mulai dari merancang, melaksanakan, hingga mengevaluasi kegiatan belajar mengajar secara efektif.

k. Tahun 2022 "Kurikulum Merdeka"

Kurikulum ini adalah penyempurnaan dari kurikulum 2013, yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan peserta didik pascapandemi. Kurikulum ini fleksibel yang berbasis karakter dan kompetensi sekaligus berbasis kreativitas, mulai diterapkan pada tahun 20222/2023

2. Problematika Kurikulum di Indonesia dari Masa ke Masa

a. Keterbatasan sumber daya, minimnya infrastuktur pendidikan, dan kesulitan menggantikan pengaruh sistem pendidikan kolonial.

b. Rendahnya tingkat literasi dan akses pendidkan yang tidak merata, menjadikan kendala signifikan dalam mengimplementasikan kurikulum nasional.

c. Penerapan (PPSI) dalam kurikulum 1975 terkendala oleh kompetensi guru yang belum memadai.

d. Pendekatan (CBSA) pada kurikulum 1984 sulit diterapakan karena keterbatasan sarana dan prasarana serta pemahaman guru.

e. Sistem penilaian yang sulit dan ketidaksiapan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis kompetensi.

f. Beban administratif yang tinggi bagi guru dalam sistem penilaian.

g. Kekurangan fasilitas yang memadai dan akses yang sangat terbatas.

h. Kepadatan materi kurikulum tidak proposional dengan alokasi waktu.

i. Kesulitan mengintegrasikan muatan lokal ke dalam kurikulum nasional.

j. Keterbatasan waktu untuk pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa.

k. Kesenjangan digital dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis teknologi.

l. Ketidakseimbangan pencapaian kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

Daftar Putaka

Alhamuddin, A. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia (Studi Analisis Kebijakan Pengembangan Kurikulum). Nur El-Islam, 1(2), 48-58.

Mulyasa, H. E. (2023). Implementasi kurikulum merdeka. Bumi Aksara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun