Mohon tunggu...
Sapto Wardoyo
Sapto Wardoyo Mohon Tunggu... Lainnya - You are never too old to learn

Tinggal di bekasi Karyawan freelance Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Kereta Api

15 Mei 2021   20:37 Diperbarui: 15 Mei 2021   20:45 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-Lebaran di tengah pandemi

Di manakah rindu itu? 

Hari hari begini biasanya mereka sudah memenuhi rumahku

Berserakan di lantai ku

Terbungkus rapi dalam tas, koper, kardus kardus bekas mie instant

Atau sebagian menggumpal di dada dada yang penuh cinta

Aku merindu tangis bayi yang dahaga

Menghisap kehidupan di dada ibunya

Aku merindu jerit bocah bocah melukis wajah neneknya

Melagukan kebahagiaan dengan bersahaja

Aku merindu wajah wajah yang sumringah

Menunggu bunyi peluit

Lalu menitipkan beban hidup di peron peron

Menitipkan kepedihan di sudut sudut rumahku

Istirahatlah sejenak, katanya

Nanti aku akan kembali membawamu

Setelah mimpi ini usai

Setelah rinduku menjelma air mata

Sunyi sepi rumahku kini

Jadwal jadwal menjelma rasa takut

Menulis cemas

Berangkat hanya impian belakang

Mungkinkah tiba? 

Aku merindu bentangan rel itu

Di atasnya, aku melesat membawa ribuan alamat

Menciptakan angin, menggerakkan pepohonan

Menyinggahi stasiun demi stasiun

Menguarai sepi demi sepi

Menyaksikan kaki kaki yang berlari

Tangan tangan yang terentang

Wajah wajah penuh haru

Bergegas menjemput rindu. 

Bekasi 23 April 2021

Sapto wardoyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun