Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Berkenalan dengan Sate Kanak, Varian Baru dari Sate Ratu

9 Februari 2020   02:14 Diperbarui: 9 Februari 2020   12:43 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jogja  Paradise Foodcourt (sumber : www.cerryku.com)

Siapa yang suka olahan ayam? Berdasar survey kecil-kecilan yang saya lakukan, ayam menjadi salah satu daging yang digemari dan banyak digunakan menjadi aneka olahan. Sangat banyak tempat makan di Jogja yang menjual makanan dengan bahan baku daging ayam.

Ayam memang memiliki berbagai keunggulan. Di samping harganya yang lebih ramah di kantong dibanding daging merah  dan juga ikan, ayam lebih mudah diolah dan lebih banyak penggemarnya. Selain itu jarang orang mengalami alergi karena mengkonsumsi daging ayam.

Di antara aneka masakan berbahan baku ayam yang ada, sate menjadi salah satu olahan yang banyak disuka. Salah satu tempat makan yang menjual sate ayam yang banyak peminatnya adalah Sate Ratu. Sebuah warung makan sederhana yang menempati salah satu bangunan di Jogja Paradise Food Court.

Siapa sangka tempat makan yang berada di sisi belakang dari Jogja Paradise food Court ini memiliki cita rasa yang kelezatannya terkenal sampai manca negara. Bahkan berdasar cerita dari Bapak Fabian Budi selaku owner-nya, tempat makan yang dikelolanya ini telah didatangi turis yang berasal dari 84 negara. Fantastis bukan?

Bagi yang anda yang menyukai sate ayam ada baiknya mencoba olahan sate dari Sate Ratu ini. Sate Ratu ini memiliki menu unggulan bernama sate merah. Berbeda dengan kebanyakan sate yang menggunakan bumbu kacang, sate merah tidaklah demikian.

Sesuai namanya, sate merah menggunakan bumbu perpaduan aneka rempah dan cabe yang setelah dicampur warnanya menjadi merah. Agar bumbu meresap sempurna, daging yang berasal dari bagian paha ayam ini direndam di dalam bumbu selama kurang lebih 3 jam. Baru kemudian dibakar hingga kematangannya sempurna, dan menghasilkan olahan sate yang empuk,  juicy dan spicy.

Oh ya, sebenarnya sudah beberapa kali saya mampir ke Sate Ratu. Dan ini merupakan bukti kalau cita rasa hidangan di Sate Ratu memang ngangeni. Tidak hanya sate merahnya, ceker tugel, dan lilit basah, serta sate kulitnya juga istimewa. Sehingga membuat saya sering kangen untuk menikmatinya.

sate merah, ceker tugel, dan lilit basah (sumber : www.cerryku.com)
sate merah, ceker tugel, dan lilit basah (sumber : www.cerryku.com)
Bapak Fabian Budi selaku owner dari Sate Ratu memang sangat menjaga kualitas dari masakannya. Daging ayam yang dipilih adalah daging ayam segar dengan kualitas yang prima.

Bapak Fabian Budi, owner Sate Ratu (doc. Riana Dewi)
Bapak Fabian Budi, owner Sate Ratu (doc. Riana Dewi)
Tidak heran jika sate olahannya banyak memperoleh penghargaan dari berbagai pihak. Seperti menjadi salah satu finalis dalam kompetisi  Bango Penerus Warisan Kuliner 2018, finalis Food start up Indonesia oleh BEKRAF tahun 2018, meraih Certificate of Excellence di tahun 2017 dan 2018 yang membawanya mendapatkan peringkat pertama dalam kategori Restoran yang berlokasi di Yogyakarta dalam web TripAdvisor.

Bahkan belum lama ini, Sate Ratu kembali menoreh prestasi. Dalam kompetisi Ngulik Rasa yang diadakan oleh Unilever Food Solution, Sate Ratu berhasil menyabet juara nasional untuk kategori sate dengan menunya Sate Kanak. Prestasi yang diraih oleh Sate Ratu ini semakin menasbihkan Sate Ratu sebagai tempat makan yang lezat dan layak diperhitungkan.

sate kanak (doc. Sate Ratu)
sate kanak (doc. Sate Ratu)
Tentang cita rasa Sate Kanak, saya bisa sedikit bercerita. Kebetulan pada hari Selasa, 4 Februari 2020 pukul 15.30 WIB saya bersama teman-teman dari Kompasianer Jogja menperoleh undangan untuk mencicipinya.
sate kanak berdampingan dengan sate merah (doc. Riana)
sate kanak berdampingan dengan sate merah (doc. Riana)
Dari sisi penampakan, warna sate kanak tidak semerah saudara tuanya. Sate kanak cenderung berwarna kecoklatan karena kadar gula merah dan juga kecapnya lebih banyak, sedangkan jumlah cabai yang digunakan lebih sedikit. Karena memang sate kanak ini merupakan sate merah versi tidak pedas. Untuk membuat sate kanak, Pak Fabian Budi tidak sekedar mengurangi jumlah cabainya, tapi juga dilakukan modifikasi dan penambahan bumbu termasuk gula jawa, kecap, serta aroma jeruk limau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun