Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pentingnya Memilih Warung Bakso yang Ada Label Halalnya

27 Februari 2018   21:09 Diperbarui: 1 Maret 2018   10:21 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : halalmui.org

Berawal dari japrian seorang kawan yang cukup bikin deg-degan. Membuat saya merasa perlu untuk menuliskan pengalaman ini.

Jadi ceritanya kawan saya itu sedang mudik ke Jogja bersama keluarga. Berhubung sedang di Jogja, sambil menikmati suasana, berwisata kulinerlah mereka ke tempat-tempat yang banyak pengunjungnya. Dalam asumsi teman saya itu, setiap tempat makan yang ramai dikunjungi orang apalagi sampai antri pasti enak. Rumus praktis yang boleh juga untuk dicoba...

Dalam acara cicip-mencicip itu, sampailah teman saya dan keluarganya di wilayah tengah Jogja. Dan di sana dia menjumpai ada sebuah warung bakso yang ramai sekali pembelinya. Sesuai dengan rumus praktis yang dipegangnya, dia berkesimpulan tempat itu baksonya pasti enak. Sehingga dia memutuskan untuk memcoba. 

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya bakso yang dia pesan datang juga. Aroma yang menguar membuat dia yakin kalau bakso itu enak bahkan sebelum dia mencicipinya. 

Tetapi justru itu yang membuat dia tertegun dan geleng-geleng kepala. Apalagi setelah dia melihat berkeliling, pelanggan yang datang ke warung itu beraneka ragam suku dan agamanya. Karena dia yakin sekali bakso yang terhidang di depannya, tidak boleh dikonsumsi oleh kami yang muslim. 

Ya...hanya dengan membaui aromanya, dia bisa tahu. Apalagi setelah teman saya itu mencicipinya, aroma, ditambah dengan rasa, dan teksturnya membuat dia yakin sekali kalau itu daging yang digunakan bukan daging sapi, melainkan (maaf) babi. 

Karena alasan itulah teman saya kemudian menjapri saya, dia cuma bilang berdasar pengalamannya mengkonsumsi daging yang menjadi kegemarannya itu, dia bisa memastikan kalau saya dan saudara muslim yang lain sebaiknya tidak makan di warung bakso tersebut. 

Dia bercerita, sesuatu yang membuatnya miris adalah ketika dia di sana ada sebuah keluarga dimana salah satunya seorang ibu yang mengenakan jilbab tengah menikmati bakso dengan asyiknya karena ketidaktahuannya. 

Oleh karena itu dia merasa perlu untuk memberi tahu minimal kepada orang yang dikenalnya untuk menghindarinya. Dalam hal ini saya mengucapkan terimakasih kepada teman saya karena kepeduliannya. Wujud toleransi yang patut saya apresiasi. 

Namun tentunya informasi itu tidak bisa serta merta saya sebarkan begitu saja. Meskipun saya meyakini bahwa informasi dari teman saya itu valid, tetapi sebelum ada bukti dari badan yang berwenang, tentu saya tidak berani.

Yang bisa saya lakukan adalah mengajak saudara-saudara muslim untuk lebih aware dengan label halal dari MUI yang ada di sebuah tempat makan yang kita datangi. Dengan demikian hal tersebut akan meminimalisir terjebaknya kita memasukkan makanan yang dilarang ke dalam tubuh kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun