Mohon tunggu...
Sapraji
Sapraji Mohon Tunggu... Konsultan Politik | Manajemen | Analis Kebijakan Publik | Peneliti | Penulis

Political Consultant, Management, Public Policy Analyst and Founder of IDIS INDONESIA GROUP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivisme Gen Z: Inklusivitas yang Menyatukan Lintas Isu dan Batas Negera

21 September 2025   16:37 Diperbarui: 21 September 2025   16:37 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang membuat aktivisme Gen Z berbeda adalah keberanian mereka menyeberangi batas: batas isu, batas identitas, bahkan batas negara. Generasi ini adalah digital natives, lahir dan tumbuh bersama media sosial global. Ketika aksi terjadi di Jakarta, narasinya dengan cepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, lalu mendapat simpati dari kelompok mahasiswa di luar negeri. Begitu juga sebaliknya, aksi di Prancis atau Nepal bisa segera menjadi bahan diskusi hangat di forum digital Indonesia.

Media sosial bukan hanya alat dokumentasi, melainkan juga arena mobilisasi. Hashtag, video singkat, dan thread panjang di platform X (Twitter) atau TikTok menjadi jembatan lintas bahasa dan budaya. Mereka mematahkan anggapan lama bahwa gerakan sosial hanya bisa hidup dalam batas geografis. Kini, solidaritas bisa menyeberangi benua dalam hitungan jam.

Namun, ruang digital juga menyimpan paradoks. Di balik keterhubungan global, muncul risiko polarisasi dan manipulasi informasi. Gerakan sosial yang berangkat dari niat inklusif bisa saja ditunggangi kepentingan politik tertentu, bahkan dipelintir menjadi kampanye disinformasi. Tantangan lainnya adalah "aktivisme instan"ketika klik, share, atau unggahan dianggap cukup sebagai bentuk perjuangan, tanpa diikuti aksi nyata di lapangan.

Meski begitu, kita tidak bisa menutup mata bahwa Gen Z telah membawa warna baru. Mereka memaksa negara, lembaga internasional, bahkan korporasi besar untuk menanggapi suara anak muda. Dari isu iklim hingga hak digital, dari kesetaraan gender hingga transparansi anggaran, Gen Z hadir dengan pendekatan lintas disiplin, lintas identitas, dan lintas batas negara.

Pertanyaannya, ke mana arah gerakan ini akan dibawa? Di sinilah pentingnya membangun ruang kolaborasi antara aktivis muda dan generasi lebih tua, antara gerakan jalanan dan kebijakan formal, antara ruang digital dan ruang fisik. Inklusivitas yang menjadi jantung gerakan harus diterjemahkan menjadi strategi kebijakan yang nyata: regulasi lingkungan yang lebih ketat, perlindungan hak minoritas, serta sistem politik yang lebih terbuka terhadap partisipasi generasi muda.

Aktivisme Gen Z telah menunjukkan bahwa gerakan sosial bisa melampaui batas identitas dan geografis. Inklusivitas bukan sekadar jargon, tetapi energi baru yang menyatukan isu-isu yang dulu dipandang terpisah. Meski menghadapi tantangan fragmentasi, digitalisasi, hingga risiko kooptasi, generasi ini tetap membawa harapan.

Mereka mengingatkan kita bahwa demokrasi bukanlah milik satu generasi atau satu isu saja, melainkan ruang bersama yang terus diperbarui. Dari Jakarta ke Kathmandu, dari Paris hingga Dili, gema suara Gen Z menunjukkan bahwa dunia sedang menyaksikan lahirnya bentuk baru solidaritas global.

Dan mungkin, inilah jawaban atas pertanyaan awal: ya, ada sesuatu yang berbeda dalam gerakan sosial belakangan ini dan kuncinya adalah inklusivitas yang ditawarkan oleh generasi Z.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun