Merupakan bentuk toleransi jangka panjang bagi generasi masa depan. Mengurangi sampah, menanam pohon, atau berhemat energi selama hari raya adalah wujud cinta pada mereka yang akan hidup setelah kita.
- Toleransi Lingkungan Antarwarga dan Antarkomunitas
Tidak semua orang merayakan hari raya yang sama. Menghindari membakar sampah saat tetangga sedang beribadah atau menjaga ketenangan selama malam takbiran adalah bentuk toleransi yang patut diteladani.
- Toleransi dalam Perbedaan Pendekatan Menjaga Lingkungan
Setiap orang memiliki cara berbeda dalam mencintai bumi. Ada yang memilih mengompos, ada yang aktif dalam komunitas lingkungan, dan ada pula yang memulai dari hal kecil seperti mengurangi pemakaian plastik. Semua bentuk kontribusi ini perlu dihormati.
Dengan menggabungkan semangat menjaga lingkungan dan nilai-nilai toleransi, hari raya akan menjadi lebih bermakna. Perayaan tak lagi hanya tentang meriahnya lampu hias atau banyaknya sajian, melainkan tentang bagaimana kita merayakan dengan hati—tanpa mencederai bumi dan sesama. Hari raya sejatinya adalah momentum untuk memperkuat hubungan, baik dengan Tuhan, dengan manusia, maupun dengan alam. Jika semua berjalan seiring, maka akan lahir perayaan yang bukan hanya indah, tapi juga berkelanjutan dan damai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI