Dimana-mana, dikritik untuk berbenah dan mengakui kualitas yang kita miliki. Ini malah bersifat defensif. Ada saja jawabannya untuk mengelak pertanyaan, misalnya ditanya mengapa ada senjata modern di gudang desa, yang dijawab malah properti. Sedangkan properti semacam bambu runcing, itu tidak ada.
Film Merah Putih: One for All menunjukkan bahwa ide dan semangat saja tidak cukup. Tanpa kualitas eksekusi yang memadai, cerita menjadi membingungkan, animasi mengecewakan, dan kritik tak bisa diabaikan begitu saja. Sikap defensif sutradara serta penggunaan dana besar tanpa hasil yang sepadan menegaskan pentingnya profesionalisme, transparansi, dan tanggung jawab dalam industri animasi Indonesia. Ambisi tanpa kualitas nyata hanya menimbulkan frustrasi bagi penonton dan merusak reputasi karya lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI