Mohon tunggu...
Sang Ratu
Sang Ratu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Dunia dan tulisanku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dear Para Suami, Istrimu Bukan Sapi Perah

29 September 2022   22:37 Diperbarui: 30 September 2022   00:16 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / Sang Ratu

Dear para suami, ini bukanlah keinginan untuk merendahkan martabat seorang suami, tapi sebaliknya untuk mengingatkan betapa pentingnya untuk melihat kembali diri, sudah kah aku menjalankan tugas sebagai suami untuk istriku. 

Tidak akan rendah harga diri seorang suami tatkala ia mau instrospeksi, meminta maaf atas kesalahan tidak melulu menyalahkan atau menyudutkan sang istri.

Sesungguhnya, para istri sadar akan berat tanggungjawab suami di dunia dan akhirat. Karena nya, jangan biarkan tanggungjawab mu, engkau bebankan kepada istrimu. Padahal kamu sangat sadar, tanggungjawab itu menjadi kewajibanmu.

Istri memang harus patuh kepada suami, tapi bukan berarti kamu bebas memperdaya, mengeksploitasi jiwa raga nya.

Ingatlah saat kamu tak berdaya, seorang istri bisa melakukan apapun dan berkorban untuk keluarga. Tapi jangan sesekali engkau seolah melempar beban tanggung jawabmu kepadanya padahal kamu mampu.

Jangan! Terutama soal nafkah. Dia istrimu bukanlah sapi perah, dia juga tidak ada kewajiban menjadi tulang punggung keluarga. Dia pun ingin mendapatkan hak-haknya. Apa yang semestinya ia harus dapatkan layaknya dari pasangan normal pada umumnya yang saling melengkapi.

Saling menyadari kodrat sebagai seorang suami dan seorang istri agar semuanya bisa dilalui bersama, susah, senang, suka dukanya.

Dia wanita sungguh sangat lemah, bukan kuat. Dia hanya menahan untuk tidak mengeluh, menahan diri untuk selalu tersenyum walaupun hatinya menangis. Itu karena dia ingin menjaga harga diri mu, tapi sayangnya, terlalu banyak para suami yang abai, tak sedikit mungkin yang merasa sudah bablas keenakan.

Ya, sekalipun istrimu pekerja keras, berusahalah, bekerja keraslah, karena harga diri seorang suami adalah saat dia mampu menafkahi keluarganya dari hasil keringatnya. Percayalah, meski sedikit yang kau beri, dia istrimu akan menerimanya dengan suka cita.

Jangan lagi engkau bilang, istri gak enak dipandang!, Istri manyun mulu!, cemberut mulu!, ngeluh mulu!, kamu nurut aja, ngelawan!, Jika istrimu baik-baik saja.

Kira-kira siapa yang akan kuat semisal hidup dalam pernikahan tanpa dinafkahi, istrimu akan merasa hidup sendiri, beban keluarga dipikulnya sendiri, atau yang lebih parah, istrimu akan merasa hanya menjadi sapi perah. 

Coba tanyakan kepada hatimu, apa yang membuat dia seperti itu. Kenapa dia tak bersikap seperti mereka yang menurutmu baik. Itu semua tentu karena mereka pun memperlakukan istri-istri nya dengan baik.

Engkau para suami, semoga selalu memahami. Jangan kerap engkau bandingkan istrimu dengan istri para tetanggamu yang tampil berseri-seri. Sebelum engkau menegurnya dengan lemah lembut, pastikanlah seluruh kewajiban telah engkau penuhi, kebutuhan nya, nafkahnya, kasih sayangnya, sehingga tidak ada yang dijadikan alasan bagi istrimu untuk mengernyitkan dahi, berwajah murung, diam seribu bahasa menahan sakitnya jiwa. 

Jangan sia-siakan, sayangi istrimu, muliakan dia, jaga dia, nafkahi lahir bathinnya. Sesungguhnya engkau beruntung menemukan istri yang rela berkorban dan berjuang bersama.  

Mulailah berjuang bersamanya, karena dia pendampingmu, bukan pembantu apalagi pesuruh mu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun