Kering serta basahnya peluh keringat berjuang diperantauan, mengandalkan diri sendiri yang dilatih ayah sejak kecil, membuatku mampu bertahan sejauh ini, bertahan dari segala cobaan, mengalahkan rindu dan rasa sepi, yang setiap saat datang menghantui.
Perjalanan masih panjang, namun batasan hidup, semakin mendekati diri.
Diri yang terlihat kuat, hanyalah berpegang pada dalil perjanjian yang menuntut pijakan untuk tak selalu bergantung pada orang lain
Umur hanyalah tentang hitung-hitungan hari, namun substansi yang seharusnya adalah manfaat apa yang ditorehkan pada tiap-tiap hari yang habis kemudian berlalu.
Terima kasih serta doa-doa tak henti dipanjatkan keatap langit untuk sosok malaikat perantara Sang Khalik "IBU", sosok perempuan tangguh yang telah melahirkan jiwa ini di bumi yang begitu indah nan asri "Bumi Nusantara".
Dari beliau, berpeluh titik keringat dalam membesarkanku, yang hingga saat ini tak sedikit pun jasanya sempat terbalaskan, beliau telah pergi lebih dulu menghadap Sang Khalik. Tuhan Semesta Alam.
Ayah ditiap keringatmu yang menetes, mengandung arti perjuangan yang begitu besar, upayamu menafkahi kami anak-anakmu agar tetap mengenyam pendidikan serta penghidupan yang layak, sunggu tak dapan kami balaskan, hanya doalah, satu-satunya cara kami membalas kebaikanmu selama ini.
Ayah sebab perantara darimulah mengantarkan diri ini, hingga berada diposisi saat ini, jika tanpa perantara kalian (Ayah dan Ibu), tak satu pun tinta pada tulisan ini mampu tergores.
Terima kasih telah mengajarkan banyak arti hidup yang sesungguhnya, dengan cara sederhana yang kalian punya.
Untuk siapa pun yang terlibat dalam kehidupanku, baik secara langsung maupun tidak langsung, diri yang sederhana ini, dengan sederet kesalahan dan kesilapan, sudilah kiranya kalian berbagi maaf.
Biarlah tangan Tuhan, turut serta membalas kebaikan kalian.