Mohon tunggu...
Risandi Daeng Sitaba
Risandi Daeng Sitaba Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang yang hidup hanya memiliki uang, adalah orang paling miskin di dunia

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah dan Ibu: di Tanah Rantau Anakmu Makin Kokoh!

19 Februari 2020   18:31 Diperbarui: 19 Februari 2020   18:36 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kering serta basahnya peluh keringat berjuang diperantauan, mengandalkan diri sendiri yang dilatih ayah sejak kecil, membuatku mampu bertahan sejauh ini, bertahan dari segala cobaan, mengalahkan rindu dan rasa sepi, yang setiap saat datang menghantui.

Perjalanan masih panjang, namun batasan hidup, semakin mendekati diri.

Diri yang terlihat kuat, hanyalah berpegang pada dalil perjanjian yang menuntut pijakan untuk tak selalu bergantung pada orang lain

Umur hanyalah tentang hitung-hitungan hari, namun substansi yang seharusnya adalah manfaat apa yang ditorehkan pada tiap-tiap hari yang habis kemudian berlalu.

Terima kasih serta doa-doa tak henti dipanjatkan keatap langit untuk sosok malaikat perantara Sang Khalik "IBU", sosok perempuan tangguh yang telah melahirkan jiwa ini di bumi yang begitu indah nan asri "Bumi Nusantara".

Dari beliau, berpeluh titik keringat dalam membesarkanku, yang hingga saat ini tak sedikit pun jasanya sempat terbalaskan, beliau telah pergi lebih dulu menghadap Sang Khalik. Tuhan Semesta Alam.

Ayah ditiap keringatmu yang menetes, mengandung arti perjuangan yang begitu besar, upayamu menafkahi kami anak-anakmu agar tetap mengenyam pendidikan serta penghidupan yang layak, sunggu tak dapan kami balaskan, hanya doalah, satu-satunya cara kami membalas kebaikanmu selama ini.

Ayah sebab perantara darimulah mengantarkan diri ini, hingga berada diposisi saat ini, jika tanpa perantara kalian (Ayah dan Ibu), tak satu pun tinta pada tulisan ini mampu tergores.

Terima kasih telah mengajarkan banyak arti hidup yang sesungguhnya, dengan cara sederhana yang kalian punya.

Untuk siapa pun yang terlibat dalam kehidupanku, baik secara langsung maupun tidak langsung, diri yang sederhana ini, dengan sederet kesalahan dan kesilapan, sudilah kiranya kalian berbagi maaf.

Biarlah tangan Tuhan, turut serta membalas kebaikan kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun