Bagi ibu-ibu yang memiliki balita misalnya, mereka juga harus menyiapkan waktu ekstra dalam mengurus buah hati. Apalagi bagi ibu-ibu yang memiliki anak yang baru mulai belajar puasa, mereka tentunya harus punya waktu dan tenaga cukup. Misalnya membangunkan anak untuk sahur, mengajarkan anak tata cara berpuasa dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Pekerjaan perempuan di kala Ramadhan tak dipungkiri memang jauh lebih berat dan banyak ketimbang suami mereka yang cuma bekerja di kantor.
Saat puasa hari pertama, para perempuan sepertinya tak lengkap jika tak menyiapkan makanan berbuka puasa untuk suami dan anak-anak mereka.
Saya mencoba menemui seorang ibu rumah tangga di kediamannya untuk melihat secara langsung bagaimana dia menyiapkan segala hal untuk menyambut bulan puasa.
Ibu rumah tangga itu saya saksikan sedang menjemur pakaian. Dari sejumlah pakaian yang dijemurnya, nampak juga ada perlengkapan shalat seperti mukena dan sarung. Katanya perlengkapan shalat itu akan dipakai untuk menunaikan shalat Tarawih nanti malam.
Usai mencuci dan menjemur hasil cuciannya, ibu itu mengaku akan memasak untuk makanan sahur nanti malam.
Setelah memasak, dia tak berhenti bekerja. Ibu itu juga akan memandikan anak-anaknya sore nanti. Memakaikan pakaiannya yang sudah dia seterika beberapa hari lalu.
Kemudian tak sampai disitu saja, ibu tersebut juga harus menyiapkan makanan untuk suaminya setelah tiba di rumah usai bekerja di kantornya.
Menjelang tidur pun, ibu itu masih harus bekerja. Dia harus menidurkan anak-anaknya dan menyiapkan susu formula untuk bayinya.
Pada waktu sahur, ibu tadi juga bercerita harus bangun lebih dulu dari suami dan anak-anaknya. Dia harus menyiapkan makan sahur agar bisa disantap sebelum waktu Imsak tiba.
Selesai sahur, istirahat sejenak, ibu itu mengaku harus kembali bekerja. Dia harus mencuci pakaian, menyiapkan pakaian kerja suami dan jika tak ada pandemi Covid-19, dia juga harus menyiapkan pakaian dan perlengkapan sekolah anaknya.