Kemudian penulis berusaha menjelaskan, "Sekarang saatnya umi memposisikan diri sebagai perusahaan, mungkin saat ini perusahaan memang harus mengambil keputusan yang tidak adil untuk para staff-nya dikarenakan ada dua kepentingan yang harus di dahulukan berdasarkan skala prioritas".
Sudah ada anggukan pertanda setuju dari isteri penulis,dan dengansedikit penjelasan-penjelasan dari beberapa sudut pandang yang berbeda lainnya, perlahan-lahan, isteri mulai mengerti kemudian menyepakati kesimpulan bahwa selalu ada intensi positif di setiap keputusan yg diambil perusahaan.
Ya, cerita tadi mudah2an dapat memberikan inspirasi. Mudah2an pengalaman penulis tadi dapat mendorong anda para pemimpin untuk selalu siap untuk melakukan prosescounseling kapanpun, dimanapun dalam kondisi apapun.
Namun hati-hati, Anda saat itu mungkinjustru sedang berjibaku denganemosi, pikiran negatif, atau fokus dan perhatian pada hal lain. Sehinggabukan solusi yang didapatkan, tapi hanya moment 'curhat' semata. Sehingga membuat anda kehilangan sebuah sesi yang memungkinkan pandangan mengenaikepemimpinan Anda akan lebih berkualitas dan lebih tinggi lagi.
Pemimpin yang luar biasa tidak menghindari detik-detik disaat orang lain butuh seorang konselor yang baik, yang bukan hanya hebat dalam mendengarkan, tetapi hebat dalam memahami dan mencari akar persoalan lalu mencarikan solusi.
Mari bersama-sama kita kuatkan mental kita untuk meresapi, mempelajari, mencerminkan dan melatih untuk apapun situasi leadership kita termasuk dalam melakukan proses counseling.
Dan katakan bahwa saat inilah saat terbaik untuk menjadi pemimpin yang luar biasa.
Salam Sukses !!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI