Nama : Sandie Febiastika Ayuwijaya
Nim : 202110230311474
Siapa yang masih suka overthinking tengah malam? Terus kenapa kebiasaan overthinking identik dengan tengah malam? karena kebanyakan dari kita sebelum tertidur akan memutar ulang kejadian apa yang sudah terjadi atau biasanya memikirkan ke suatu hal yang belum pasti terjadi. Padahal kita tidak berharap untuk memikirkan hal tersebut terus menerus tetapi pada nyatanya membuat kita larut dalam pikiran. Ternyata kebiasaan overthinking, yang kita tidak sadari bisa berdampak pada banyak hal pada kehidupan sehari - hari.
Aku disini akan membahas sedikit tentang overthinking.
Overthinking merupakan salah satu kebiasaan atau perilaku seseorang dalam cara berpikir yang berlebihan mengarah pada hal negative dan dilakukan secara berulang ulang terhadap hal yang sudah terjadi ataupun belum pasti terjadi. Terkadang hal sederhana yang ada dikehidupan sehari - hari, kita memikirkannya terlalu berlebihan.
Tanda-tanda yang dirasakan saat overthinking, Merasa cemas berlebihan terhadap sesuatu hal. Merasa capek dan stres dengan apa yang terjadi. Akan terus terjebak pada satu masalah. Takut untuk mencoba sesuatu hal baru. Takut akan melakukan sebuah kesalahan, padahal yang kita tau membuat kesalahan tanpa kita sadari itu hal normal. Kita terfokus dengan pemikiran-pemikiran negative tanpa tau harus bagaimana selanjutnya. Terfokus dengan apa yang dibicarakan orang lain terhadap diri kita.
Beberapa dampak yang kita rasakan saat kita overthinking :
- Akan merasakan kesusahan untuk berkonsentrasi dikarenakan tenaga otak terkuras untuk overthinking.
- Mengacaukan pemikiran rasional kita dan bisa mengganggu aktivitas yang seharusnya berjalan dengan lacar tetapi karena kita terlalu banyak pikiran jadi membuat aktivitas kita terganggu.
- Jika kebiasaan overthinking dilakukan secara menerus lama kelamaan akan memicu seseorang merasa tertekan terhadap masalah yang sedah dialami.
- Menghambat kita dalam berkembang dikarenakan akan terjebak pada satu masalah tanpa mencari solusi.
- Sulit menyelesaikan masalah karena waktunya terfokus terhadap pemikiran negative padahal waktunya bisa dilakukan untuk mencari solusi pada hal yang sedang terjadi.
- Membuat kita takut untuk melangkah ke suatu hal yang baru karena hanya terfokus terhadap kemungkinaan apa yang nantinya terjadi, padahal kita belum mencobanya.
- Sulit berdamai dengan kejadian yang sudah terjadi.
- Overthinking juga bisa memunculkan perasaan insecure karena terlalu larut memikirkan komentar orang lain.
Tips mengatasi overthinking yang mungkin bisa kalian terapkan disaat overthinking.
- Mengubah cara kita dalam berfikir. Pikirkan apa yang seharusnya dipikirkan
- Fokus untuk mencari pokok masalahnya, jangan membuang waktu dengan mencemaskan sesuatu hal yang belum pasti terjadi atau mengingat ingat pada kesalahan yang sudah terjadi.
- Tanamkan pada diri untuk selalu bersyukur dan menerima dengan sungguh-sungguh apa yang sudah terjadi.
- Berani untuk melakangkah maju tanpa terbebani pemikiran yang tidak ada ujungnya.
- Mencoba untuk lebih produktif dan menjaga pola tidur karena terkadang tidur cukup larut malam berpotensi akan overthinking.
- Selalu usahakan dalam keadaan tenang karena hal itu bisa berpengaruh pada pola pikiran.
- Memilih lingkungan yang baik karena bisa menjadi sumber utama overthinking.
Segitu aja penjelasaan dari aku tentang overthinking itu. Mari ubah kebiasaan overthinking karena bisa membawa banyak dampak buruk kedalam kehidupan kita. Jangan sampai kita memikirkan sesuatu hal berlebihan. Sesuatu hal yang berlebihan itu tidak baik oleh karena itu sebaiknya pikirkan sebagaimana harusnya di pikirkan. Untuk sesuatu hal yang sudah terjadi cukup jadikan pembelajaran tidak perlu terlarut untuk dipikirkan. Dan untuk hal yang belum terjadi cukup persiapkan diri, mau bagaimana nantinya nikmati saja. Jangan terlalu mencemaskan pada sesuatu yang belum terjadi.
Daftar Pustaka
Megarina,Y.,Lara,L.,Anjelly,F.,Sebo,T.A.R.,&Gratia,D.J(2021). Pandangan Masyarakat terhadap Overthinking dan Relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy.doi.org/10.31234/
