Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.www.klinikdrwidodo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gula, Garam dan MSG : Manakah Lebih Berbahaya, Antara Fakta Ilmiah dan Mitos

11 April 2025   06:38 Diperbarui: 13 April 2025   06:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi editing pribadi

Bahaya Gula dan Alasan Pembatasannya

Gula tambahan dalam makanan sering kali tersembunyi dalam bentuk minuman manis, makanan olahan, dan makanan ringan. Konsumsi gula berlebih menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah yang dapat memperburuk resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2. WHO dan AAP menekankan bahwa konsumsi gula berlebih berkaitan erat dengan peningkatan angka obesitas pada anak dan dewasa, serta berperan dalam perkembangan penyakit jantung. Selain itu, gula berlebih meningkatkan risiko karies gigi dan gangguan metabolisme. Studi juga menunjukkan bahwa gula tambahan dalam minuman berkalori tinggi berkontribusi besar terhadap peningkatan indeks massa tubuh (IMT) secara global. Gula berlebih juga mengurangi asupan makanan bergizi karena meningkatkan rasa kenyang semu. Pada anak-anak, konsumsi gula dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan gangguan perilaku, menurunnya kemampuan belajar, dan ketidakseimbangan energi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengelola kebijakan kesehatan untuk mempromosikan pengurangan gula dalam produk anak.

Keamanan MSG 

Menurut Organisasi KesehatanMSG (monosodium glutamate) telah dikaji secara ekstensif dan secara umum dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah wajar. FDA menyatakan MSG termasuk dalam kategori GRAS (generally recognized as safe). WHO dan FAO dalam komite gabungan ahli aditif makanan menyatakan bahwa tidak ditemukan bukti cukup bahwa MSG berbahaya pada tingkat konsumsi yang biasa. European Food Safety Authority (EFSA) juga menganggap MSG aman pada tingkat penggunaan wajar. Meski beberapa individu melaporkan reaksi sensitivitas ringan terhadap MSG (seperti sakit kepala atau flushing), penelitian klinis menunjukkan bahwa reaksi ini sangat jarang dan tidak terjadi secara konsisten. American Academy of Pediatrics tidak menyebutkan larangan atau peringatan khusus mengenai MSG untuk anak-anak, selama dikonsumsi dalam jumlah normal dari makanan sehari-hari. 

MSG Sebagai Pengganti Garam dan Bahaya Garam

MSG memiliki kandungan natrium sekitar sepertiga dari garam meja (natrium klorida). Oleh karena itu, penggunaannya dapat membantu mengurangi asupan natrium secara keseluruhan. Penggantian sebagian garam dengan MSG dalam makanan terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah pada populasi yang sensitif terhadap natrium. Ini menjadi strategi yang menjanjikan dalam pencegahan hipertensi.

WHO, FDA, dan AAP menekankan bahwa konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 5 gram per hari atau 2.300 mg natrium) berkontribusi pada peningkatan tekanan darah, risiko stroke, dan penyakit jantung. European Society of Cardiology dan National Health Service UK juga mendukung pembatasan asupan natrium sebagai upaya pencegahan utama terhadap penyakit kardiovaskular dan gangguan ginjal.

Tabel Perbandingan Keamanan dan Bahaya

Zat WHO FDA AAP Bahaya utama

Gula<10% energi, ideal <5%<50g/hari (2000 kal)Batasi anak-anak dan remajaObesitas, diabetes, penyakit jantungGaram<2000 mg natrium/hari<2300 mg natrium/hariBatasi anak-anakHipertensi, stroke, gagal ginjalMSGAman dalam batas wajarGRAS (Generally Recognized as Safe)Tidak ada larangan khususSensitivitas ringan (jarang)

Kesimpulan

  • Gula dan garam, ketika dikonsumsi secara berlebihan, memiliki risiko kesehatan yang nyata dan signifikan, seperti penyakit metabolik, jantung, dan tekanan darah tinggi. MSG, meskipun kerap dianggap kontroversial, sebenarnya dinyatakan aman oleh berbagai organisasi kesehatan internasional dalam jumlah konsumsi yang wajar.
  • Penggunaan MSG sebagai alternatif pengganti garam dapat menjadi strategi untuk mengurangi asupan natrium, khususnya dalam populasi yang rentan terhadap hipertensi. MSG juga tidak memiliki dampak metabolik seberat gula tambahan.
  • Pemahaman masyarakat terhadap risiko konsumsi berlebihan dari gula dan garam perlu ditingkatkan, sementara mitos negatif tentang MSG perlu diluruskan berdasarkan bukti ilmiah yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun