Ketika kita hendak menelusuri sejarah filsafat Barat, kita tidak mungkin melepaskan perkembangan pemikiran para intelektual gereja, khususnya pada masa Kekristenan awal. Salah satu tokoh yang punya pengaruh besar masa itu bernama Tertulianus atau, lebih dikenal dengan nama Tertulian. Dia adalah seorang pengacara sekaligus penulis yang dijuluki Bapak Filsafat Kristen.
Tertulian lahir sekitar tahun 155 M di Kartago, Afrika Utara. Pada masa itu, Kartago adalah koloni di bawah kekuasaan imperium Romawi. Awalnya, Tertulian bekerja sebagai seorang ahli hukum. Namun, di kemudian waktu, dia beralih menjadi pengikut Kristus yang sangat produktif berkarya. Dari latar belakang hukumnya, dia membawa ketajaman logika dan argumentasi ke dalam pembelaan iman Kristen.
Iman yang Rasional
Salah satu ungkapan Tertulian yang terkenal adalah: "Apa yang tidak dapat diterima oleh iman, dapat diterima oleh akal." Baginya, iman Kristen tidak boleh dipandang sebagai keyakinan buta, melainkan sesuatu yang bisa dipertahankan secara rasional (Evans, 1948:77). Pandangan Tertulian itu jauh mendahului tokoh-tokoh besar seperti Thomas Aquinas.
Konsep Trinitas
Tertulian adalah salah satu pemikir pertama yang mengembangkan gagasan Trinitas. Ia menyebut Tuhan sebagai *satu hakikat dengan tiga pribadi*: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Meski istilah "Trinitas" belum umum pada zamannya, rumusan inilah yang kelak menjadi dasar teologi Kristen hingga berabad-abad setelahnya (Osborn, 1997:145).
Karya-karya Penting
Beberapa karya Tertulian yang berpengaruh antara lain:
- Apologeticus: berisi pembelaan iman Kristen terhadap tuduhan dan penganiayaan di bawah kekuasaan Romawi.
- De Praescriptione Haereticorum:Â isinya menegaskan pentingnya menghindari ajaran sesat dan menjaga kesatuan gereja.
- De Idololatria: kritik terhadap penyembahan berhala dan dorongan untuk hidup bermoral sesuai ajaran Kristus.
Kritik terhadap Filsafat Yunani