Mohon tunggu...
Ahmad SamsulMaarif
Ahmad SamsulMaarif Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Orang Tua untuk Setiap Anak-anaknya

22 Oktober 2019   06:57 Diperbarui: 22 Oktober 2019   07:19 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Anak merupakan sebuah anugerah yang di berikan Tuhan kepada setiap orang tua. Menjadi dambaan dari setiap orang tua untuk mempunyai keturunan. Oleh karena itu, orang tua yang mempunyai anak mempunyai tanggung jawab untuk menjaga setiap anak-anaknya. 

Mulai anak itu dalam kandungan hingga lahir di dunia. Orang tua harus senantiasa mengawasi tumbuh kembangnya. Memberikan yang terbaik adalah tugas setiap orang tua agar anak tersebut menjadi anak yang baik pula nantinya. 

Perilaku anak biasanya cerminan dari orang tuanya. Jika orang tuanya baik maka anak-anaknya akan ikut baik. Jadi, sudah seharusnya orang tua memberi bimbingan kepada anak-anaknya supaya anak tersebut tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak di inginkan orang tua. 

Diera yang maju ini, orang tua sangat berpengaruh penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua menjadi faktor terpenting dalam menentukan kualitas anak. Dimana kualitas anak dapat diukur dari proses tumbuh kembangnya, meliputi kecerdasan, jiwa sosial, kesehatan, serta budi yang luhur.

Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Dimana dalam prosesnya orang tua selalu terlibat aktif didalamnya. Orang tua harus menjadi penuntun untuk setiap anak-anaknya. 

Akan tetapi di era ini banyak orang tua yang lebih sibuk dengan pekerjaan di banding dengan anak-anaknya. Hal itu bisa menjadi kesalahan fatal orang tua dalam tanggung jawab kepada anak-anaknya. Orang tua yang sibuk bekerja cenderung mengabaikan anak-anaknya. Kurangnya interaksi dengan si anak menyebabkan perkembangan komunikasi dan sosial anak terhambat. 

Terlebih lagi, ketika anak merasa tidak dipedulikan, hal itu akan menjalar pada perkembangan psikologi yang tentu mempengaruhi aspek sosial yang akan dijalaninya. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya sangat berpotensi untuk berbuat semaunya sehingga hal itu akan berakibat pada anak itu sendiri. Apakah anak itu melakukan hal baik atau buruk jika tidak di awasi bisa berbahaya untuk kedepannya jika anak tersebut sudah menjadi dewasa.

Nutrisi juga menjadi faktor penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Seharusnya orang tua memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar anak tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang sehat. 

Jika anak tersebut sehat, maka sudah pasti anak tersebut akan mudah memahami atau mengamati lingkungan sekitarnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak itu sendiri. 

Orang tua harus bisa memberikan nutrisi yang baik bagi anak, akan tetapi pada faktanya banyak orang tua yang tidak mengontrol nutrisi anaknya, dikarenakan terlalu sibuk dan menganggap sebagai hal yang sepele. 

Maka dari itu dibutuhkan pemahaman akan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini diharapkan, kedepannya para orang tua dapat meminimalisir apa-apa yang dapat menghambat tumbuh kembang anak. Agar anak tersebut bisa menjadi anak yang sehat dan kuat.

Pembahasan

Arti pentingnya pendidikan dini pada anak telah menjadi perhatian pemerintah. Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar, ternyata tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai usia taman kanak2 pun sebenarnya sudah terlambat. Menurut hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr. Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari universitas Chicago, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50% (Cropley,1994). 

Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka segala tumbuh kembang anak baik fisik maupun mental tidak akan berkembang secara optimal. Peran yang sangat strategis dalam optimalisasi pendidikan usia dini adalah peran orang tua. Pembiasaan yang disertai dengan teladan dan diperkuat dengan penanaman nilai-nilai yang mendasari secara bertahap akan membentuk budaya serta mengembangkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa

Dengan cara ini lingkungan keluarga dapat menjadi pola penting dalam pembudayaan karakter bangsa bagi anak dan generasi muda. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga anak-anak menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). 

Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek "pengetahuan yang baik" (moral knowing), akan tetapi juga "merasakan dengan baik" (moral feeling), dan "perilaku yang baik" (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktekkan dan dilakukan. (Mendiknas, 2011). Pendidikan karakter berfungsi mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. Memperkuat dan membangun perilaku anak yang multikultur, meningkatkan peradaban siswa yang kompetitif dalam pergaulan di masyarakat.

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal . Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu, keturunan (herediter). Pertama, seks atau jenis kelamin. Seks membuktikan bahwa kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya, sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Oleh karena itu, orang tua harus bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan anak laki-lakinya atau anak perempuannya.

Kedua, Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa ini tampak juga bila kita bandingkan orang Eropa yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia. Lalu keluarga, dibuktikan dengan jarangnya dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.

Selanjutnya faktor lingkungan. Lingkungan dibagi menjadi 2, lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan luar, sebagai contoh, pertama, kebudayaan. Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak. Kedua, status sosial ekonomi keluarga.faktor ini juga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak . Akan tetapi sudah seharusnya setiap orang tua mengetahui kebutuhan setiap anak-anaknya tanpa harus orang tua itu berpendidikan atau tidak. Karena pada era ini adalah era dimana setiap orang dapat mencari informasi-informasi terkait tumbuh kembang anak. Maka dalam hal ini bukan menjadi alasan apakah orang tua tersebut berpendidikan ataupun tidak.

Ketiga, nutrisi untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang kuat yang didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini orang tua sangat terlibat dalam hal pemberian nutrisi pada setiap anaknya. Maka sebagai orang tua harus mengusahakan memberikan nutrisi yang baik untuk setiap anak-anaknya. Agar anak tersebut tumbuh menjadi anak yang sehat, dan tidak menjadi anak yang kekurangan gizi karena kurangnya nutrisi yang di berikan orang tuanya.

Keempat, penyimpangan dari keadaan normal. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Kelima, Olahraga. Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap perkembangan otot-otot. Anak yang jarang olahraga fisiknya akan lemah dan menghambat tumbuh kembang jasmaninya. Dalam hal ini, orang tua bisa bersama-sama mengajak keluarga untuk ber olahraga bersama. Terutama mengajak anaknya yang sedang berada dalam masa pertumbuhan. Agar anak tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat serta tidak mudah terserang penyakit.

Keenam, urutan anak didalam keluarganya. Kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial. Sedangkan pada anak-anak selanjutnya semua perhatian perlahan-lahan berkurang, sehingga hal itu turut memicu perbedaan sikap antara yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya orang tua tidak membeda-bedakan antara anak pertama dan berikutnya. Orang tua harus berlaku adil untuk setiap anak-anaknya. Agar anak tersebut tidak iri terhadap saudaranya.

Selanjutnya faktor lingkungan Internal. Pertama, Intelegensi, Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang. Kedua, Hormon. Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu, somatropin, tiroid, dan gonadotropin. Somatotropin adalah hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Kurangnya hormon ini dapat menyebabkan kelebihan pertumbuhan (gigantisme). Selanjutnya hormon tiroid, yaitu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan. Kurangnya hormon ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental atau yang biasa disebut kreatinisme. Terakhir, hormon gonadotropin, yaitu hormon yang merangsang testosteron pada seks laki-laki dan merangsang estrogen pada seks perempuan. Kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.

Ketiga, Emosi. Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anak berinteraksi dengan keluarga maka akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Maka dari itu orang tua ataupun dalam lingkungan keluarga sudah seharusnya mengontrol emosi terhadap anak, agar anak tersebut tidak tertekan akibat dari emosi yang keluar dari orang tua. Jika orang tua dapat mengontrol emosi maka bisa membuat anak lebih nyaman sehingga anak bisa di kendalikan dengan mudah. Hal ini dapat menguntungkan atau memudahkan orang tua untuk mengontrol dan mengawasi anak.

Kesimpulan

Anak merupakan sebuah titipan dari Yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua. Untuk itu orang tua harus menjaga anak-anaknya dengan baik. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi turunan dari kedua orang tua (genetik), sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan kondisi sosial budaya tempat anak tinggal dan bergaul dalam proses tumbuh kembangnya. Pada kedua faktor itu, orang tua memiliki andil peran yang sangat besar dalam mentukan kualitas tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus mengontrol serta mengawasi baik dalam jasmani maupun rohani. Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan setiap proses tumbuh kembang anak, supaya anak dapat menjadi pribadi yang baik, seperti apa yang didambakan.

Daftar pustaka

Hendarti Permono. 2013. Seminar Nasional Psikologi UMS. Publikasiilmiah.ums.ac.id.

Jurnal pendidikan dan studi Islam Vol. 4, No. 1, Desember 2017. ISSN: 2085-2487

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun