Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Geopolitik Klasik Kontemporer, Masihkah Relevan?

29 Mei 2022   20:56 Diperbarui: 2 Juni 2022   09:00 2284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Geopolitik Global. (sumber: kompas.id/HERYUNANTO )

Perdana Menteri terpilih Australia yang baru dari Partai Buruh, menggunakan lawatan pertamanya ke Tokyo untuk bertemu secara bersama maupun satu demi satu dengan masing-masing pemimpin QUAD. 

Indonesia juga memandang penting konektivitas jalur perairan laut sebagai sumber posisi tawar. Presiden Joko Widodo dalam periode pertama pemerintahannya memperkenalkan dan mempromosikan kebijakan Poros Maritim Dunia. 

Pembangunan infrastruktur, tol laut, pelabuhan, dukungan komunikasi optik (tol angkasa) merupakan sebagian dari implementasinya

VUCA dan BANI 

VUCA yang merupakan singkatan dari Volatily (kebergejolakan), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas) dan Ambiguity (kemenduaan) pada awalnya adalah teori kepemimpinan yang diutarakan oleh Bennis dan Nanus (1985). 

VUCA diadopsi oleh sekolah sekolah militer di Amerika Serikat dan belahan dunia lainnya dalam memprediksi perilaku aktor -- aktor politik dan militer dalam membentuk, merespon, mengantisipasi, mengintervensi, mengorkestrasi atau malah membiarkan situasi tertentu di wilayah atau situasi tertentu.  Singkatnya VUCA adalah seni untuk memprediksi dan merespon sebuah ketidakpastian.

BANI adalah singkatan dari Brittle (rapuh), Anxious (mencemaskan), Non Linear (tidak berpola) dan Incomprehensible (tidak bisa di mengerti) diperkenalkan oleh Cascio (2016). 

Konsep BANI muncul karena dianggap hal-hal yang sebelumnya ada pada VUCA tidak cukup untuk menjelaskan perubahan yang terjadi, tidak berpola dan terkadang ilusif. 

Ancaman terorisme, perubahan iklim maupun pandemi covid adalah contoh di mana daya prediktibilitas menjadi ilutif dan deseptif. Sesungguhnya, dalam hal ini VUCA dan BANI pun tidak memberikan landasan penjelasan yang cukup.

Masihkan relevan geopolitik klasik kontemporer

Peperangan di suatu negara tidak lagi ketat mengikuti aliansi maupun persekutuan politik. Terjadinya wabah pandemi juga merupakan batu uji preferensi persekutuan geopolitik yang tidak lagi diikuti secara rigid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun