Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Marah, Upaya Bersihkan "Bercak" Noda dan Muluskan Jalan Politik

6 Desember 2020   11:28 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA Partai Gerindra dan Prabowo Subianto jadi pusat perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu tak lepas dari tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo oleh KPK atas dugaan kasus suap benih lobster alias benur. 

Seperti diketahui, Edhy tak sekadar politisi dari partai berlambang burung garuda tersebut. Dia juga disebut-sebut orang paling dekat dengan sang ketua umumnya---Prabowo Subianto. 

Tak pelak, tertangkapnya Edhy oleh lembaga antirasuah tersebut memunculkan beragam spekulasi. Khususnya terkait keberlangsungan politik Partai Gerindra dan karier politik Prabowo Subianto kedepan. 

Tak sedikit pihak menduga peluang kemenangan calon-calon yang diusung Partai Gerindra pada Pilkada serentak yang tinggal beberapa hari lagi---9 Desember 2020 menipis. Kasus OTT Edhy Prabowo akan mampu mempengaruhi dan menggerus suara pemilih di berbagai daerah. 

Selain itu, cukup banyak pula yang menilai, kasus OTT dimaksud adalah tanda tamatnya karier Prabowo Subianto menuju gerbang Pilpres 2024. Edhy dianggap telah benar-benar menjatuhkan nama baik mantan Danjend Kopasus tersebut di mata khalayak masyarakat luas. 

Lumrah bila opini atau dugaan-dugaan tersebut di atas mencuat. Kenyataannya pasca OTT Edhy Prabowo sangat berdekatan dengan agenda Pilkada serentak, dimana kader-kader terbaik Partai Gerindra banyak terlibat dalam persaingan perebutan kursi kepemimpinan daerah tersebut. 

Kemudian, meski Pilpres masih cukup lama, namun tensi dan pergerakan politik menuju kursi kepemimpinan nasional itu telah ramai diperbincangkan. Bahkan, lembaga-lembaga survei di tanah air telah jauh-jauh hari melakukan jajak pendapatnya. 

Sejauh ini berdasarkan hasil jajak pendapat dari lembaga-lembaga survei tersebut hampir selalu menempatkan Prabowo Subianto di puncak elektabilitas tertinggi. Artinya, peluang pria yang menjabat Menteri Pertahanan ini adalah yang terbesar dibanding kandidat-kandidat lainnya. 

Namun, prestasi ini sepertinya akan sangat ternoda dengan kasus OTT Edhy. Banyak pihak memprediksi akan sangat berdampak buruk bagi Prabowo Subianto. Kepercayaan publik menurun dan akibatnya elektabiitas pun merosot.

Wajar bila akhirnya internal partai langsung bereaksi keras dan kecewa atas apa yang dilakukan Edhy Prabowo. Bahkan, di beberapa laman media online banyak diberitakan bahwa konon kabarnya Prabowo Subianto marah besar. 

Kata "konon" ini sengaja disematkan karena marahnya Prabowo tersebut bukan atas pernyataannya langsung, melainkan lewat pengakuan adiknya---Hashim Djojohadikoesoemo. 

"Prabowo sangat marah, sangat kecewa. Merasa dikhianati. Terus terang saja dia bilang ke saya dalam bahasa Inggris, saya kan dengan kakak saya sudah 66 tahun pakai Bahasa Inggris," kata Hashim dalam konferensi pers, Jumat, 4 Desember 2020. Dilansir dari TEMPO.Co. 

Pada kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan, Prabowo sangat kecewa dengan Edhy yang terjerat kasus suap izin ekspor benih lobster. 

"Dia (Prabowo) sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan, 25 tahun lalu," ucap Hashim. 

Dalam amatan sederhana, rasa marah dan kecewa Prabowo yang disampaikan adiknya ini adalah keniscayaan dan sangat wajar. Bagaimanapaun perlakuan Edhy tersebut tak ubahnya air susu dibalas air tuba. 

Hanya saja, konfrensi pers yang digelar Hashim ini saya rasa bukan sekadar menyampaikan kemarahan atau kekecewaan semata. Ada maksud lain yang jauh lebih besar. Yaitu, berupaya membersihkan bercak noda dalam tubuh partai sekaligus memulihan nama baik. 

Hashim maupun Prabowo Subianto jelas tidak menghendaki karena prilaku korup Edhy Prabowo menghancurkan segala tatanan dan rencana-rencana politik yang telah dibangun. 

Ya, sepertinya Hashim harus membuktikan pada seluruh publik tanah air bahwa prilaku Edhy adalah aksi one man show alias tindakannya sendiri. Sementara Partai Gerindra dan Prabowo hanya menjadi korbannya. 

Untuk itu, Hashim merasa perlu meluruskan hal tersebut, supaya publik tidak terus-terusan mencurigai Partai Gerindra dan Prabowo Subianto. Tentunya dengan harapan kepercayaan publik terhadap Partai Gerindra dan Prabowo tidak luntur. 

Apa yang dilakukan Hashim tentu sah-sah saja dalam sudut pandang politik. Betapapun dia berkewajiban menjaga marwah partai dan memuluskan jalan politik kakaknya menuju suksesi kepemimpinan nasional. 

Namun demikian, penilaian akan dikembalikan lagi terhadap publik. Apakah mereka percaya atau tidak? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun