Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telanjang, Bersihkan, Obati

10 Maret 2024   06:46 Diperbarui: 10 Maret 2024   06:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rawat yang di dalam,
Ya, di dalam diri
Bukan hanya yang tampil di luar
Sebab, segalanya mengalir dari dalam

Semua bermula di dalam
Bersyukur atau mengeluh
Bersih atau kotor
Sehat atau sehat

Bila mau bersihkan yang di dalam,
Jangan malu menelanjangi diri atau ditelanjangi
Jangan menolak untuk membersihkan diri atau dibersihkan
Jangan menolak untuk mengobati atau diobati!

Seorang ibu tua yang hidupnya sangat sederhana,
bersyukur berulang kali ketika mendapat selembar uang lima puluh ribu
Seorang pria paruh baya, begitu bersyukur tatkala mendapat kesempatan melapor lebih dulu pada saat pesawat yang ditumpangi hendak tinggal landas
Tetapi, tak sedikit orang yang mengeluh hanya karena ide, gagasan pendapat dan karyanya tidak dihargai dengan uang atau ucapan terima kasih
Begitu banyak orang telah menghabiskan waktu dengan marah, dendam, iri hati, kecewa, putus asa, kehilangan harapan, aborsi, seks bebas, narkoba dan lain sejenisnya!

Semua bermula di dalam diri
Lingkungan di luar tetap ada di luar
Bisa jadi kadang kurang bersahabat
Tapi, segala keputusan ada di dalam

Atau hidup benar
Mengalir dalam perbuatan baik penuh kasih
Atau sepanjang waktu hanya mengeluh dan marah?
Lalu, merusak tubuh yang suci ini?

Telanjang
Semua topeng harus ditanggalkan
Segalanya harus terbuka
Agar terlihat jelas

Bersihkan
Pasti sakit dan perih
Luka dan berdarah
Air mata mengalir

Obati dari dalam
Dengan mengakui kerapuhan diri
Dengan memberikan pengampunan
Lalu, sembuh, pulih dan sehat!

Abepura, 09 Maret 2024; 14.41 WIT
[puisi ini telah saya posting di facebook saya, pada 9 Maret 2024, dan diedit kembali untuk pembaca Kompasiana]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun