Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Hati Kecil Denny Siregar Paham, "Langkah Caturnya" Sulit Menangi Pertarungan

13 Juli 2020   20:17 Diperbarui: 13 Juli 2020   20:15 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Siregar | fajar.co.id

PEGIAT media sosial, Denny Siregar sedang dihadapkan pada situasi sulit pada pekan-pekan kemarin. Bahkan hingga pekan ini masalahnya tersebut belum ada yang berujung pangkal.

Sebut saja, pria yang kerap wara-wiri di dunia maya ini harus menghadapi perkara hukum atas laporan Forum Mujahid Tasikmalaya ke pihak Polres setempat. 

Karena tidak terima postingan Denny yang di akun facebooknya yang berjudul "Adek2ku Calon Teroris Yg Abang Sayang" disertai ilustrasi poto anak-anak santri dari pesantren Forum Mujahid berasal.

Mereka menganggap, Denny telah melakukan tindakan tidak menyenangkan, pencemaran nama baik dan penghinaan.

Belum jelas sampai sejauh mana masalah pelaporan ini prosesnya. Tiba-tiba media sosial dihebohkan dengan bocornya data pribadi Denny Siregar yang mencatut nama perusahaan provider besar tanah air, Telkomsel.

Data pribadi pendukung garis keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini disebar oleh akun @Opposite6890 di twitter.

Belakangan diketahui bahwa si pembobol data pribadi pria yang kerap disebut panglima cebong ini adalah salah seorang karyawan outsourching di GraPARI Rungkut Surabaya, Jawa Timur. Dan yang bersangkutan akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.

Meski pelakunya sudah berhasil ditangkap dan diamankan pihak kepolisian. Masalah Denny tak cukup sampai di situ. Kebocoran data miliknya tersebut ternyata berhasil dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Ya, semenjak data pribadinya bocor. Denny beserta keluarga kerap mendapatkan teror. Hingga saat ini belum jelas siapa pelaku teror dimaksud. 

Tapi yang pasti, penulis buku "Tuhan Dalam Secangkir Kopi" tersebut merasa terancam. Dia berniat pindah tempat tinggal termasuk memindahkan tempat anaknya sekolah.

Cukup sampai di sini?

Tidak juga. Denny merasa apa yang telah menimpa dirinya (Baca : pembobolan data pribadi)  tidak bisa didiamkan. Bagaimana mungkin perusahaan besar seperti Telkomsel teledor dalam menjaga kerahasiaan para pengguna jasa layanannya sendiri.

Karena itu, Denny Siregar akan segera mengambil langkah-langkah hukum lainnya dengan cara menggugat perusahaanTelkomsel tersebut.

Jamak dan bisa diterima dengan akal sehat jika Denny Siregar ingin menggugat Telkomsel. Tentu saja hal tersebut merupakan hak siapa saja warga negara Indonesia yang merasa diperlakukan tidak adil.

Hanya saja dalam hal ini, Denny tentu harus benar-benar cermat dalam melangkahkan pion caturnya (Baca : cara menggugat Telkomsel) jika ingin memenangkan pertarungan.

Denny Siregar harus ingat, bahwa lawan yang bakal dihadapinya ini bukan pihak atau perusahaan ecek-ecek. Tetapi sebuah perusahaan besar di tanah air. Sudah barang tentu di dalamnya terdapat orang-orang kuat dan di-back up oleh pemerintah.

Ibarat kata, Denny melawan Telkomsel tak ubahnya David versus Goliath. Jika kurang strategi jitu atau lengah sedikit saja, jangan harap mampu memenangkan pertarungan.

Ya, saya yakin bahwa Denny sudah menghitung itu dan sadar posisinya dirinya di hadapan Telkomsel.S Setidaknyakeyakinan saya ini dapat dicermati dari tulisan Denny sendiri yang di posting di tagar.id.

Dalam tulisannya itu, Denny sadar bahwa pihak Telkomsel hampir pasti telah menyiapkan beberapa stategi dalam menghadapi gugatannya. Yakni dengan cara memposisikan diri sebagai sama-sama korban atau langsung membunuh karakter dirinya.

Maksud pembunuhan karakter di sini. Masih disebut Denny dalam tulisannya adalah seperti memunculkan pihak atas nama Denny yang seolah-olah menuntut Telkomsel belasan triliun rupiah atau angka nego yang sengaja dikeluarkan pihak Telkomsel. 

Sehingga muncul image bahwa Denny cuma cari duit belaka. Untuk kemudian timbulah kebencian terhadapnya. Atau, dengan cara membongkar keburukan Denny di masa lalu.

Saya tidak paham apa yang dimaksud Denny dengan keburukannya di masa lalu. Saya tentu saja tidak akan ambil pusing. Toh, hal tersebut ranah pribadinya.

Tapi intinya adalah, Denny sudah sangat paham kalau apa yang akan dilakukannya (Baca : gugatan) adalah upaya maha berat yang peluang menangnya sangat minim.

Meski begitu, saya tetap akan suppot Denny Siregar untuk tetap melakukan gugatan. Bukan perkara menang kalah. Tapi, dengan adanya gugatan dari pegiat sosial ini setidaknya mampu mengingatkan pihak Telkomsel agar kejadian yang menimpa Denny Siregar tidak terjadi lagi pada pihak lain.

Ya, soalnya kasus kebocoran data pribadi bukanlah perkara receh. Karena itu terjadi pada setiap orang, bisa saja apa yang berhubungan dengan diri kita bisa dikenali dan diidentifikasi dengan mudah.

Tentu saja hal ini akan sangat mengganggu kehiduoan privacy kita sebagai mahluk bebas.
Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun