Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Gus Dur

1 Januari 2021   20:13 Diperbarui: 2 Januari 2021   23:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menganggap tahlil, ziarah, manaqib, selametan dan syukuran merupakan bid'ah dan dianggapnya sirik hingga ucapan selamat natal dan tahun baru dianggapnya sesat dengan alasan karena tidak diajarkan oleh Rasulullah Saw. Inilah fenomena yang terjadi sekarang. Mengenaskan. Lalu dari mana mereka bisa mengatakan hal tersebut? 

Jelas dari doktrin yang salah yang hanya mendengar dan belajar dari mbah google atau pun melihat tayangan dari syeikh youtube dengan otodidak tanpa referensi dari para Ulama dan Kyai sebenarnya.

Ada yang mengaku Ulama atau Kyai atau Ustadz yang jika dalam mimbar pengajiannya selalu membahas halal haramnya saja tanpa melihat dari segi hukum fiqihnya. Sebagaimana yang sedang ramai melihat salib takut, melarang natal, melarang imlek, melarang terompet, melarang film drakor, haramkan catur dan lain sebagainya. Ini jelas yang menjadi benalu bagi umat islam sendiri.

Mari belajar dari Gus Dur Bapak Bangsa yang memang sudah meninggalkan kita semua namun jasa-jasa Beliau tidak akan pernah terlupakan oleh Warga Indonesia serta untuk Warga Nahdliyin.

Tahun baru 2021 harus di isi dengan penuh optimisme kedepan dan lupakan orang-orang yang tidak sejalan dengan Beliau karena sekarang sudah tamat riwayatnya atas dasar kecerobohannya.

Gus Dur bukan saja dirindukan oleh Umat beragama Islam di Indonesia namun umat beragama lain pun sangat merindukan Beliau. Oleh karena itu tidak heran apa bila Gus dur dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.

Gus Dur pernah masuk ke Gereja dan Gus Dur pun pernah mengajak dialog dari Agama Islam dan Kristen. Dialog ini tentu bukan untuk menghasut antar agama namun untuk bagaimana supaya Islam paham bahwa ajaran kristen seperti ini dan sebaliknya agar kristen tahu bahwa ajaran Islam begini.

Hanya di era Gus Durlah yang berani memimpin dengan tegas bahwa kenyataan di Indonesia banyak ragam dan berbeda Agama beda ras, beda suku dan beda golongan. Namun Gus Dur mampu menyatukan perbedaan tersebut dan itu artinya ia berhasil dalam membangun toleransi umat beragama.

Pada saat menjadi Presiden RI Gus Dur pun pernah datang dan masuk gereja untuk memberikan ucapan selamat natal pada kaum nasrani tingkat nasional.

Tepatnya berlokasi di Balai Sidang Senayan pada hari senin 27 Desember 1999. Acara natal tersebut langsung disiarkan oleh semua Televisi. Gus Dur pun menyampaikan pidato kepada 10 ribu para peserta acara natal tersebut.

"Saya adalah seorang yang menyakini kebenaran agama saya tetapi ini tidak menghalangi saya untuk merasa bersaudara dengan orang yang beragama lain dinegeri ini. Bahkan dengan sesama umat manusia. Sejak kecil itu saya rasakan walaupun saya tinggal dipondok pesantren hidup dikeluarga kalangan kyai tetapi tidak pernah sedikitpun saya merasa berbeda dengan yang lain" ujar gus dur sebagaimana dikutip dari harian kompas 28/12/1999.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun