Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menag: Hate Speech dan Intoleransi Tantangan Kita

30 Desember 2020   20:42 Diperbarui: 30 Desember 2020   21:12 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genap satu minggu sejak dilantiknya enam Menteri dari Kabinet Indonesia Maju hiruk pikuk sosial media pun menyertai terkait reshuffle kabinet ini.

Kabinet baru jokowi sudah sepekan lalu dilewati. Semakin ramai dengan euforia bagi para support dari ke 6 Menteri tersebut, hingga menghiasi laman dimasing-masing beranda sosial media.

Hal ini sebagaimana berita yang menghebohkan jagat NUsantara khususnya Bu Risma dengan Blusukannya menemui para penghuni fly over atau yang kita kenal dengan kolong jebatan. Sungguh Gebrakan luar biasa.

Kabinet baru jokowi memang masih tergolong baru. Baru kemaren, baru dilantik, baru berjalan dan baru-baru yang lainnya. Namun siapa sangka antusias netizen 100% puas dengan gaya kerjanya atau dengan Gebrakannya. 

Bukan hal mudah menarik simpati lawan, bukan hal sembrono amanah negara yang hanya sepintas sebagai sumpah jabatan.

Tanggung jawab penuh atas integritas sebagai anak bangsa pun perlu untuk di dedikasikan sebagai upaya dan wujud dari pada tugas yang diembannya. 

Blusukan yang dilakukan dari Menteri Sosial Tri Risma Harani atau yang akrab disapa dengan Bu Risma hingga kini masih mampu menyedot perhatian masyarakat seantero Kompasianer.

Hal inilah yang memang sudah menjadi ciri khasnya Bu Risma semenjak Menjabat Sebagai Walkot Surabaya yang masih dijabatnya hingga sekarang.

Belum lagi ketegasan-ketegasan Bu Risma yang lain yang tidak akan segan-segan mencopot stafnya jika ketahuan dalam kerjanya mblegedes-mblegedes.

Ibaratnya taman secuil terinjak-injak oleh orang tak bertanggung jawab pun jika ketahuan Bu Risma iso muring-muring opo maneh karo bawahan seng rak becus kerjo. Wes angel-angel. 

Sementara itu dilain kesempatan menengok kembali Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas atau biasa disebut dengan Gus Yaqut Menteri dari Menterinya semua Agama diseluruh Indonesia.

Pasca dari perjalanan spiritualnya menemui Guru-gurunya para alim para Ulama dan para Kyainya atau perjalanan safari ke para Kyai Nahdlatul Ulama. 

Selepas pelantikannya oleh Presiden Joko Widodo Menteri Agama ini telah mendatangi banyak Ulama Dan Kyai terutama sowan pada orang tuanya termasuk Gus mus atau KH Musthofa Bisri (pamannya) Gus Baha, Gus Taj Yasin Maemoen, Habib Luthfi Bin Ali Bin Yahya hingga terakhir bertandang ke Rabithah Alawiyah yakni Habib Zen Umar di Jakarta Selatan pada senin 28/12/2020.

Inilah cara Menteri Agama dalam membawa misinya sebagai pengemban tugas Negara. Beliau senantiasa meminta doa restu dan wejangannya sebagai Santri yang mengemban amanah dikemensos.

Menteri Agama Singgung Kaum Hate Speech dan Intoleran

Hate Speech atau yang dikenal sebagai Ujaran Kebencian merupakan benalu bagi kelangsungan umat beragama di Indonesia maupun untuk kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri.

Mengenai hal ini pula Menteri Agama sudah membahas dengan KH Bahaudin Nursalim atau yang akrab disapa dengan Gus Baha yang sangat mendukungnya dimana ujaran kebencian ini adalah musuh utama yang harus dihindari dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

"Tantangan kita adalah menghadapi hate speech dan sikap intoleran termasuk terorisme. Ini yang mesti dihindari" ujar gus yaqut dikutip dari situs resmi kemenag pada 26/12/2020.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas memberi pernyataan ini saat sowan kepada para Kyai terkenal didaerah Jawa Tengah. Tepatnya di pondok pesantren al-anwar Sarang Rembang serta Pondok Pesantren LP3iA Narukan Kragan setelah sholat jumat pada 25/12/2020 lalu.

Bangsa Indonesia yang mencintai kedamaian dalam hidup Bhinneka Tunggal Ika, mari bersama agar menjadikan Radikalisme dan Terorisme ini sebagai musuh bersama.

Persoalan Radikalisme ini seakan tidak akan pernah habis untuk diulas. Radikalisme telah beranak pinak namun dari pemerintah belum tergerak tegas menanganinya. Dari mulai pelajar, mahasiswa, aparat, buruh, bahkan dikalangan birokrasi pun telah terpapar virus Radikalisme. Bukan hanya berhenti sampai disitu dari kalangan selebriti pun telah banyak yang terpapar oleh virus ini.

Radikalisme ini telah menggerogoti sendi-sendi kebangsaan. Mereka memang kelompok kecil yang belum seberapa jika dibanding dengan kaum moderat dan berjiwa nasionalisme.

Akan tetapi harap jangan diremehkan para Radikalisme ini. Ibarat Kebathilan yang tersistematis, terstruktur dan masif ini akan mengalahkan yag haq dan benar tanpa terstruktur. 

Indonesia ini rumah bersama tempat untuk berbaung, tempat untuk saling menghormati antar sesama umat beragama dan tempat untuk membangun dengan aneka ragam isinya.

Negara jangan sampai kalah negara tidak boleh lengah. Negara harus menang dalam melawan kaum intoleransi dan Radikalisme di Indonesia tercinta ini.

Mari bersatu padu pada Bhinneka Tunggal Ika dengan Semboyan Bersatu kita teguh Bercerai kita runtuh.

Kabinet Baru Jokowi ini diharapkan dapat memberi kemajuan untuk bangsa Indonesia selamanya demi anak cucu kita kelak hingga menikmati keaneka ragaman dari pada hasil yang kita perjuangkan.

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (68) Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun