Sangat terasa sekali perbedaan-nya pada saat periode pertama pemerintahan SBY dengan JK di bandingkan pemerintahan sekarang, saat itu pemerintahan terprogram, visi dan misi-nya jelas apa yang ingin di capai, sebagai contoh konversi gas hingga saat ini berjalan. Pemerintahan sekarang wakil presiden hanya sebagai pelengkap saja, bersifat ceremonial saja yang akhir-nya membuat kebuntuan berpikir dari Presiden-nya. Tidak jelas apa tugas dan wewenang tanggung jawab dari seorang wakil presiden di pemerintahan sekarang yang terlihat dari hari ke hari hanya ceremonial belaka meresmikan ini dan itu, potong pita pembukaan ini dan itu dll.
Dan hal tersebut sangat mencolok sekali perbedaannya pada saat terpilih-nya Gubernur dan Wakil di Jakarta yang baru. Kita bisa lihat kedua pimpinan tersebut semua-nya bekerja dengan pembagian tugas yang jelas dan hal ini merupakan contoh kongkrit bukan hanya buat yang memimpin negara ini tapi juga untuk raja-raja kecil di provinsi-provinsi seperti gubernur atau bupati.
Pemerintahan sekarang juga tidak jelas apa yang menjadi tujuan, visi dan misi yang hendak di capai untuk bangsa ini, tidak ada kewibawaan dan jiwa kepemimpinan yang akhir-nya banyak melakukan blunder baik dari kader partai atau para pembantu di dalam pemerintahan. Banyak para pembantu pemerintahan yang sudah over acting, mengurusi yang bukan tugas dan wewenang-nya yang pada akhirnya orang tersebut tidak lebih baik dari orang yang ia laporkan. Belum lagi kader-kader partai yang berkutat dengan korupsi dari level yang terbawah sampai dengan dewan pembina-nya yang pada akhir-nya untuk menutupi hal tersebut selalu di buat isu terorisme yang mana rakyat sudah bisa menebak skenario tersebut. Terkadang jadi bingung dan bertanya-tanya juga, sebenar-nya tahu atau tidak pemimpin tersebut dengan tingkah polah bawahannya atau karena sudah terlalu pusing mikirin negara jadi masa bodo.
Akhir-nya dari peristiwa-peristiwa dan kejadian tersebut sepanjang pemerintahan, rakyat hanya bisa pasrah menunggu hingga 2014 nanti dengan dendam dan amarah serta dengan niat yang bulat tidak akan melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya dalam memilih atau bahkan sudah jenuh karena pada akhir-nya akan seperti ini juga, kita tunggu saja nanti.