Mohon tunggu...
Sama Kurniati bancin
Sama Kurniati bancin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tidur every day

Selanjutnya

Tutup

Film

Fanservice No Game No Life Zero

17 Januari 2024   12:15 Diperbarui: 17 Januari 2024   13:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

No Game, No Life Zero sebenarnya mempunyai potensi yang bagus di awal. Namun, mereka menghancurkan semua hal tersebut layaknya bom nuklir akibat terlalu banyak fanservice murahan.Review No Game No Life Zero: Lebih Cocok Disebut No Fanservice, No Life

Bagi yang ingin menonton filmnya, review No Game No Life Zero akan membuat kamu berpikir ulang untuk menonton filmnya karena dibumbui banyak fanservice.

No Game, No Life merupakan serial anime yang populer di kalangan pecinta animanga dan menjadi serial yang sangat hype di tahun 2014. Salah satu penyebab kepopuleran tersebut tentunya adalah tema, karakter dan cerita tersebut yang mampu menangkap perhatian para pecinta animanga dan berharap bisa menjadi sekeren karakter utamanya, Sora dan Shiro, yang bisa menaklukkan dunia dengan bermain game meski pada kenyatannya mereka adalah makhluk hikikomori yang tidak pernah bergaul dengan dunia luar sama sekali dan terjebak dalam dunia fantasi yang sebenarnya ada-ada saja.

Ditambah lagi serial ini mempunyai banyak fanservice yang sebenarnya tidak penting dan malah menganggu cerita, tetapi para pecinta animanga suka dengan ke-loli-an dari Shiro jadi itu bukan menjadi masalah besar harusnya.Pengaruh dari serial ini begitu besar di kalangan pecinta animanga. Tiba-tiba banyak yang memakai kaos yang dipakai Sora dan berharap mereka bisa menjadi raja game. 

Ketika serial animenya berakhir semua pecinta animanga langsung beramai-ramai menunggu kapan musim kedua dari serial anime yang terlalu banyak menggunakan warna pastel yang membuat mata cukup nyeri melihatnya.Untuk menjawab kehausan dari para pecinta No Game, No Life pihak Kadokawa selaku pemegang hak cipta dari serial ini memberikan sebuah film pemuas dahaga para penggemar serial ini berjudul No Game, No Life Zero yang sudah dirilis di Jepang pada 9 September 2017 dan baru dirilis pada tanggal 25 Oktober 2017.

Mari kita menyimak review No Game No Life Zero: Fanservice adalah elemen dalam karya seni, terutama dalam media hiburan seperti film, anime, atau manga, yang dirancang untuk memuaskan atau menghibur para penggemar. Biasanya, fanservice melibatkan adegan atau elemen yang dirancang untuk menarik perhatian atau memenuhi harapan para penggemar, seperti adegan romantis, kostum yang menarik, atau momen-momen yang menyenangkan.

Adapun beberapa contoh fanservice yang ada dalam no game no life : "No Game No Life" memang dikenal memiliki banyak elemen fanservice, yang sering kali melibatkan aspek-aspek seperti penggambaran karakter dengan pakaian yang menarik atau adegan-adegan dengan unsur sensualitas. Beberapa contoh fanservice dalam "No Game No Life" termasuk:

1.Pakaian Menarik: Desain pakaian karakter-karakter utama, seperti Shiro dan Stephanie, sering kali dirancang dengan penekanan pada daya tarik visual.dalam banyak kasus, desain pakaian karakterkarakter utama seperti Shiro dan Stephanie dalam karya seni seperti anime sering kali dipertimbangkan dengan cermat untuk menarik perhatian dan menambah elemen visual yang menarik bagi para penggemar. 

Desain pakaian ini bisa mencakup kombinasi warna yang mencolok, gaya yang unik, atau elemen desain khusus yang membuat karakter tersebut lebih mencolok dan dapat diidentifikasi oleh penggemar. Ini merupakan salah satu bentuk fanservice yang bertujuan untuk memberikan pengalaman visual yang memuaskan bagi penonton.

2.Adegan Mandi: Beberapa adegan di mana karakter-karakter tertentu, terutama karakter perempuan, berada dalam situasi mandi atau perawatan pribadi.Adegan mandi atau adegan di mana karakter, terutama karakter perempuan, berada dalam situasi perawatan pribadi sering kali digunakan dalam karya seni seperti anime atau manga. Adegan semacam itu dapat dianggap sebagai bentuk fanservice, karena tujuannya adalah untuk memberikan daya tarik visual atau memuaskan keinginan tertentu dari para penggemar. Namun, penting untuk diingat bahwa penerimaan terhadap fanservice ini dapat bervariasi di antara penonton dan budaya yang berbeda. 

Beberapa melihatnya sebagai tambahan yang menyenangkan, sementara yang lain mungkin mengkritiknya sebagai bentuk objektifikasi karakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun