Mohon tunggu...
Sama Kurniati bancin
Sama Kurniati bancin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tidur every day

Selanjutnya

Tutup

Film

Fanservice No Game No Life Zero

17 Januari 2024   12:15 Diperbarui: 17 Januari 2024   13:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

No Game, No Life Zero sebenarnya mempunyai potensi yang bagus di awal. Namun, mereka menghancurkan semua hal tersebut layaknya bom nuklir akibat terlalu banyak fanservice murahan.Review No Game No Life Zero: Lebih Cocok Disebut No Fanservice, No Life

Bagi yang ingin menonton filmnya, review No Game No Life Zero akan membuat kamu berpikir ulang untuk menonton filmnya karena dibumbui banyak fanservice.

No Game, No Life merupakan serial anime yang populer di kalangan pecinta animanga dan menjadi serial yang sangat hype di tahun 2014. Salah satu penyebab kepopuleran tersebut tentunya adalah tema, karakter dan cerita tersebut yang mampu menangkap perhatian para pecinta animanga dan berharap bisa menjadi sekeren karakter utamanya, Sora dan Shiro, yang bisa menaklukkan dunia dengan bermain game meski pada kenyatannya mereka adalah makhluk hikikomori yang tidak pernah bergaul dengan dunia luar sama sekali dan terjebak dalam dunia fantasi yang sebenarnya ada-ada saja.

Ditambah lagi serial ini mempunyai banyak fanservice yang sebenarnya tidak penting dan malah menganggu cerita, tetapi para pecinta animanga suka dengan ke-loli-an dari Shiro jadi itu bukan menjadi masalah besar harusnya.Pengaruh dari serial ini begitu besar di kalangan pecinta animanga. Tiba-tiba banyak yang memakai kaos yang dipakai Sora dan berharap mereka bisa menjadi raja game. 

Ketika serial animenya berakhir semua pecinta animanga langsung beramai-ramai menunggu kapan musim kedua dari serial anime yang terlalu banyak menggunakan warna pastel yang membuat mata cukup nyeri melihatnya.Untuk menjawab kehausan dari para pecinta No Game, No Life pihak Kadokawa selaku pemegang hak cipta dari serial ini memberikan sebuah film pemuas dahaga para penggemar serial ini berjudul No Game, No Life Zero yang sudah dirilis di Jepang pada 9 September 2017 dan baru dirilis pada tanggal 25 Oktober 2017.

Mari kita menyimak review No Game No Life Zero: Fanservice adalah elemen dalam karya seni, terutama dalam media hiburan seperti film, anime, atau manga, yang dirancang untuk memuaskan atau menghibur para penggemar. Biasanya, fanservice melibatkan adegan atau elemen yang dirancang untuk menarik perhatian atau memenuhi harapan para penggemar, seperti adegan romantis, kostum yang menarik, atau momen-momen yang menyenangkan.

Adapun beberapa contoh fanservice yang ada dalam no game no life : "No Game No Life" memang dikenal memiliki banyak elemen fanservice, yang sering kali melibatkan aspek-aspek seperti penggambaran karakter dengan pakaian yang menarik atau adegan-adegan dengan unsur sensualitas. Beberapa contoh fanservice dalam "No Game No Life" termasuk:

1.Pakaian Menarik: Desain pakaian karakter-karakter utama, seperti Shiro dan Stephanie, sering kali dirancang dengan penekanan pada daya tarik visual.dalam banyak kasus, desain pakaian karakterkarakter utama seperti Shiro dan Stephanie dalam karya seni seperti anime sering kali dipertimbangkan dengan cermat untuk menarik perhatian dan menambah elemen visual yang menarik bagi para penggemar. 

Desain pakaian ini bisa mencakup kombinasi warna yang mencolok, gaya yang unik, atau elemen desain khusus yang membuat karakter tersebut lebih mencolok dan dapat diidentifikasi oleh penggemar. Ini merupakan salah satu bentuk fanservice yang bertujuan untuk memberikan pengalaman visual yang memuaskan bagi penonton.

2.Adegan Mandi: Beberapa adegan di mana karakter-karakter tertentu, terutama karakter perempuan, berada dalam situasi mandi atau perawatan pribadi.Adegan mandi atau adegan di mana karakter, terutama karakter perempuan, berada dalam situasi perawatan pribadi sering kali digunakan dalam karya seni seperti anime atau manga. Adegan semacam itu dapat dianggap sebagai bentuk fanservice, karena tujuannya adalah untuk memberikan daya tarik visual atau memuaskan keinginan tertentu dari para penggemar. Namun, penting untuk diingat bahwa penerimaan terhadap fanservice ini dapat bervariasi di antara penonton dan budaya yang berbeda. 

Beberapa melihatnya sebagai tambahan yang menyenangkan, sementara yang lain mungkin mengkritiknya sebagai bentuk objektifikasi karakter.

Dalam serial anime "No Game No Life," terdapat adegan mandi yang melibatkan karakter utama, Sora dan Shiro. Adegan ini biasanya menciptakan momen humor dan interaksi antara kedua saudara

tersebut, tetapi juga berfungsi sebagai elemen fanservice dengan menampilkan karakter perempuan dalam situasi mandi. Sebagai elemen tipikal dalam anime, perlu diingat bahwa persepsi terhadap adegan semacam ini dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu dan norma budaya.

3.Humor Seksual: Penggunaan lelucon atau situasi humor yang melibatkan unsur seksual, seperti komentar-komentar ambigu atau reaksi karakter terhadap keadaan tertentu.Humor seksual mencakup penggunaan lelucon atau situasi humor yang melibatkan unsur seksual, seperti komentar ambigu atau reaksi karakter terhadap keadaan tertentu yang berkaitan dengan aspek seksualitas. Ini adalah salah satu bentuk humor yang sering digunakan dalam berbagai media, termasuk film, televisi, dan anime. Penggunaan humor seksual dapat menciptakan momen lucu atau memicu reaksi tertentu dari penonton, tetapi juga harus diperlakukan dengan hati-hati untuk menghindari potensi ketidaknyamanan atau kontroversi, terutama dengan mempertimbangkan sensitivitas masyarakat dan berbagai norma budaya.

"No Game No Life" adalah sebuah seri light novel dan manga karya Yuu Kamiya. Di dalamnya, terdapat beberapa elemen humor seksual, seperti lelucon atau situasi yang melibatkan unsur seksual. Penggunaan humor semacam ini dapat bervariasi dari lelucon ringan hingga momen yang lebih eksplisit.

Penting untuk diingat bahwa respon terhadap humor seksual dapat bersifat subjektif dan bergantung pada preferensi individu pembaca. Beberapa pembaca mungkin menemukan lelucon tersebut menghibur, sementara yang lain mungkin merasa tidak nyaman. Secara umum, penggunaan elemen seksual dalam karya seni dapat menjadi bagian dari pendekatan pencipta untuk membangun suasana atau karakter, tetapi perlunya mempertimbangkan audiens dan etika tetap relevan.

4.Pose Provokatif: Karakter-karakter dapat dihadirkan dalam pose yang dirancang untuk menarik perhatian dan memberikan daya tarik seksual.karakter-karakter sering kali dihadirkan dalam poseprovokatif yang dirancang untuk menarik perhatian dan memberikan daya tarik seksual. Ini dapat mencakup pose tubuh, ekspresi wajah, atau penggunaan pakaian yang menonjolkan fitur tertentu. Elemen ini sering kali merupakan bagian dari pendekatan fanservice untuk memenuhi harapan atau menghibur para penggemar. Namun, seperti halnya elemen-elemen lainnya yang terkait dengan daya tarik seksual, persepsi terhadap hal ini dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu dan norma budaya.

5.Interaksi Romantis: Hubungan romantis atau ketegangan seksual antar karakter dapat menjadi elemen fanservice.Pencipta sering kali memasukkan dinamika romantis untuk membangun ketegangan atau menarik perhatian penonton. Ini dapat melibatkan percakapan romantis, keintiman emosional, atau momen-momen dekat antar karakter.

Elemen-elemen ini bertujuan untuk memuaskan keinginan para penggemar terhadap aspek-aspek romantis atau seksual dalam cerita, dan sebagian besar merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk menjaga ketertarikan penonton. Penting untuk diingat bahwa penerimaan terhadap elemen romantisatau seksual dalam cerita, dan sebagian besar merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk menjaga ketertarikan penonton. Penting untuk diingat bahwa penerimaan terhadap elemen romantis ini dapat bervariasi dan bergantung pada preferensi pribadi serta norma budaya.

Pendapat saya mengenai "No Game No Life Zero" dapat bervariasi, dan setiap orang memiliki preferensi yang berbeda terkait cerita dan elemen dalam anime atau film tersebut. Beberapa mungkin setuju dengan pandangan bahwa film tersebut mungkin tidak memiliki keunikan atau keistimewaan tertentu, sementara yang lain mungkin menemukan nilai hiburan dalam aspek-aspek seperti dunia fantasi dan karakter-karakternya.

Penting untuk diingat bahwa selera dan preferensi dalam anime bisa sangat subjektif, dan apa yang mungkin tidak menarik bagi satu orang bisa menjadi daya tarik bagi yang lain. Meskipun kritik terhadap elemen-elemen tertentu dapat muncul, pendekatan ini dapat berbeda antara individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun