Latar Belakang
Secara umum, materi ini membahas tentang kehidupan yang didasarkan dengan pemikiran para tokoh filsuf dan psikolog terkenal yang memberikan kontribusi besar dalam memahami bagaimana pola pikir dan sikap mental manusia mempengaruhi kehidupan manusia. Konsep tentang pentingnya berpikir positif bukanlah ide baru, melainkan ini adalah pemikiran yang sudah lama ada sejak ribuan tahun lalu dan terus berkembang hingga sekarang. Pemikiran mereka menekankan pentingnya mengendalikan pikiran, memperkuat mental, dan memelihara sikap positif sebagai kunci untuk meraih kebahagiaan, ketenangan, dan keberhasilan.
Filsuf Stoik seperti Marcus Aurelius dan Epictetus mengajarkan kita cara merasakan sakit atau menderita bukan disebabkan oleh kejadian buruk itu sendiri, melainkan cara kita menilainya. Pada intinya, berpikir positif dapat melatih diri kita untuk mengendalikan pikiran kita dan reaksi kita terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah untuk mencapai ketenangan batin. Mereka menekankan pentingnya pengendalian diri, penerimaan terhadap kenyataan, dan fokus pada kebijakan sebagai pondasi hidup yang bermakna, serta mereka mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada keadaan luar, tetapi pada cara kita merespon keadaan tersebut.
Sementara itu, Friedrich Nietzsche membawa pandangan yang dinamis tentang kekuatan individu. Nietzsche menekankan pentingnya mengatasi rintangan dan menemukan kekuatan batin melalui afirmasi diri dan sikap positif terhadap kehidupan. Nietzsche menolak sikap pesimis dan memperkenalkan konsep amor fati (mencintai takdir) sebagai bentuk tertinggi penerimaan dan keberanian hidup. Bagi Nietzsche, berpikir positif bukan berarti menghindari penderitaan, melainkan mampu menemukan nilai dalam penderitaan itu sendiri.Â
Di era modern, tokoh seperti William James dan Albert Ellis memperkenalkan konsep-konsep psikologi yang menegaskan bahwa pola pikir yang sehat dan positif sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. William James menekankan pentingnya kekuatan pikiran dalam membentuk kepribadian dan pengalaman hidup, sementara Albert Ellis mengembangkan terapis kognitif yang berfokus untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif untuk meningkatkan kesejahteraan mental.
Marcus Aurelius (121-180M) - Filsuf Kaum STOA
Marcus Aurelius adalah seorang kaisar Romawi yang juga seorang filsuf. Ia dikenal sebgai salah satu tokoh utama dalan aliran filsafat Stoa. Filosofi ini mengajarkan kita tentang bagaimana berpikir dan bertindak agar hidup lebih baik dan bahagia.Â
Pemikiran Utama Marcus Aurelius
