Mohon tunggu...
salvira aulia nurahman
salvira aulia nurahman Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pamulang

I am a second-semester university student with a strong interest in the world of writing. Writing stories, articles, and various other written works is one of the ways I express myself. With a vivid imagination, I truly enjoy the process of creating fictional stories that are rich in color and meaning. For me, writing is not just a hobby, but also a space to explore ideas and broaden my perspective on the world.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa: Isu Serius Yang Sering Diabaikan

27 Mei 2025   23:52 Diperbarui: 28 Mei 2025   11:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kehidupan setiap orang, termasuk mahasiswa. Namun, hingga saat ini, isu kesehatan mental di kalangan mahasiswa masih sering diabaikan dan kurang mendapatkan perhatian yang layak, baik oleh institusi pendidikan maupun oleh masyarakat secara umum. Padahal, mahasiswa berada dalam masa transisi yang penuh tekanan dan perubahan, yang bisa sangat memengaruhi kondisi psikologis mereka. Inilah yang membuat isu ini sering luput dari perhatian.
 
Menjadi mahasiswa tidak hanya tentang belajar dan mengejar nilai akademik. Di balik itu, ada beban mental yang cukup besar. Mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, tekanan untuk berprestasi, penyesuaian dengan lingkungan sosial baru, beban finansial,  hingga rasa takut akan masa depan,dan terkadang juga menghadapi lika-liku yang tak terduga, terutama saat berhadapan dengan dosen pembimbing yang sulit. Banyak mahasiswa harus menunggu berminggu-minggu hanya untuk mendapat revisi, atau bahkan merasa takut setiap kali harus berkonsultasi. Bukan karena mereka malas, tapi karena bimbingan yang seharusnya jadi proses belajar malah menambah beban pikiran dan semua itu bisa menjadi sumber stres. Sayangnya, banyak mahasiswa yang tidak tahu bagaimana cara mengelola tekanan tersebut, atau bahkan merasa tidak punya tempat untuk bercerita.
 
Banyak mahasiswa yang merasa lelah secara emosional, tapi tetap diam. Mereka khawatir dianggap manja atau lemah jika mengeluh. Belum lagi, lingkungan kampus kadang tidak menyediakan tempat yang aman untuk bercerita atau meminta bantuan. Layanan konseling ada, tapi tidak semua mahasiswa merasa nyaman mengaksesnya. Padahal, sekadar didengar dan dipahami bisa sangat berarti.
 
Budaya yang menganggap keluhan soal mental itu “lebay” atau “kurang ibadah” membuat banyak mahasiswa memilih diam. Mereka takut dianggap lemah atau terlalu sensitif. Padahal, masalah seperti kecemasan, stres, hingga depresi bisa berdampak besar pada kehidupan mereka, bisa berdampak pada semangat belajar, hubungan sosial, bahkan kepercayaan diri.
 
Kesehatan mental bukan hanya soal “tidak gila” atau “baik-baik saja”. Ini tentang bagaimana seseorang bisa berpikir jernih, mengelola emosi, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan seimbang. Karena itu, penting sekali untuk mulai membuka ruang diskusi yang jujur tentang kesehatan mental. Bukan cuma kampus yang perlu menyediakan fasilitas, tapi kita semua juga harus belajar jadi pendengar yang baik. Jangan langsung menghakimi, cukup hadir dan peduli. Kadang, itu saja sudah cukup membantu.
 
Kalau mahasiswa terus dipaksa kuat tanpa diberi ruang untuk lemah, lalu kapan mereka bisa benar-benar tumbuh? Apakah nilai akademik memang lebih penting dari kesejahteraan mental mereka? Mungkin sudah waktunya kita berhenti mengabaikan dan mulai benar-benar peduli.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun