Mohon tunggu...
Humaniora

"Behaviorist or Humanist?"

2 November 2017   05:43 Diperbarui: 2 November 2017   05:59 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori behavioristik adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons belajar dalam rangsangan.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanisma, menekankan peranan lingkungan, mementingkan reaksi atau tindak balas, menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisma hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah hasil perilaku yang diinginkan.

Menurut teori behavioristik, belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap sudah belajar sesuatu apabila dia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku dari dirinya. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami oleh siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru yang merupakan respon atau hasil dari masa lalu.

Biasanya pembelajaran dengan teori ini mengutamakan kesesuaian tema, jadi materi yang diberikan dirancang khusus menurut temanya. Menggunakan teori behavioristik dapat membangun konsentrasi setiap individu dan sesuain dengan pemahaman siswa.

Namun, pembelajaran menggunakan teori ini hanya berpusat pada guru saja karena metode belajarnya dengan ceramah jadi siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya saja. Selain itu pembelajaran behavioristik ini juga cenderung kaku dan membosankan karena tidak diselingi dengan permainan atau kegiatan belajar lainnya yang membuat siswa menjadi aktif dan tanggap. Dalam teori ini lebih mengutamakan pada hafalan jadi siswa hanya mempelajari itu-itu saja yang membuat siswa menjadi pasif.

Teori behavioristik ini tidak terlalu digunakan pada zaman sekarang ini, karena cenderung monoton. Selain itu, juga karena diberlakukannya kurikulum 2013 yang menuntut agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Teori yang digunakan dalam kurikulum 2013 ini adalah Teori Humanistik.

Teori humanistik yaitu teori yang memanusiakan manusia. Dimana proses belajar dianggap berhasil jika siswa mampu memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Bisa dikatan juga bahwa teori humanistik adalah teori memanusiakan manusia serta bagaimana seorang individu dapat mengembangkan potensi dirinya.

Tujuan utama dari teori ini adalah bagaimana seorang guru dapat mengembangkan bakat minat peserta didiknya, yakni dengan membantu mereka untuk mengenal diri mereka masing-masing sebagai manusia yang unik karena sejatinya setiap orang mempunyai kelebihan yang berbeda dan membantu mereka untuk memaksimalkan serta mewujudkan potensi yang ada pada diri mereka.

Aplikasi teori humanistik lebih mengarah pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Sedangkan siswa sendiri berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Dalam menggunakan teori ini diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Jadi semakin aktif seseorang dalam beajar semakin mudah untuk dia dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

Dalam teori ini seorang guru harus memberi kesempatan kepada siswa  untuk bebas menyampaikan pendapat/idenya masing-masing, memilih pilihannya sendiri, melakukan apapun yang diinginkan oleh muridnya. Selain itu, tugas guru adalah mendorong siswanya agar dapat berpikir kritis serta aktif dan tanggap dalam memaknai proses pembelajaran secara mandiri. Jadi seorang guru harus bisa memahami apa yang dipikirkan oleh siswanya dan tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. Maka dari itu, sebelum kegiatan belajar mengajar guru harus merumuskan tujuan yang jelas dan membuat kontrak belajar dengan siswa agar siswa dapat mengembangkan kesanggupannya dalam belajar melalui inisiatifnya sendiri.

Belajar menggunakan teori ini memacu tumbuh dan kembangnya kreatifitas pada siswa. Dengan belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas yang sesuai dengan karakternya akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan muncul keragaman karya. Kemudian, akan mendekatkan satu sama lain. Karena terjalinnya komunikasi yang baik diantara mereka maka hubungan persahabatan akan semakin erat. Selain itu, juga akan meringankan tugas seorang guru karena mereka hanya sebagai fasilitator peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun