Mohon tunggu...
Salsabila Ramadianti
Salsabila Ramadianti Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Lingkungan UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pedidikan S1 Ilmu Lingkungan di UIN Raden Mas Said Surakarta. Saya tertarik dengan topik-topik yang membahas tentang permasalahan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Mengurangi Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Melalui Energi Terbarukan Serta Pengelolaan Sampah

27 Mei 2025   12:24 Diperbarui: 27 Mei 2025   12:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karbon dioksida (CO2) adalah suatu senyawa kimia yang berperan banyak dalam perubahan iklim global. Karbon dioksida (CO2) menjadi salah satu gas rumah kaca yang di anggap memberi pengaruh paling besar terhadap peningkatan rata-rata suhu udara di dunia (Junaedi, 2008). Konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat tajam diperkirakan sejak revolusi industri. Hal ini banyak berakibat dari ulah aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Peningkatan ini menjadi perhatian global karena berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang. Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-dioksida / CO2 dan metana) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi (Febriani Irma, 2024). Dampak dari peningkatan karbon dioksida (CO2) di atmosfer ini tidak bisa dianggap remeh. Banyak dampak yang akan muncul dari peningkatan karbon dioksida (CO2) ini, salah satunya adalah peningkatan rata-rata suhu global. Peningkatan rata-rata suhu global Pemanasan ini menyebabkan pencairan es di kutub, naiknya permukaan laut, dan meningkatnya frekuensi serta intensitas bencana alam seperti badai, kekeringan, dan kebakaran hutan. Selain itu, peningkatan karbon dioksida (CO2) di atmosfer juga berdampak pada meningkatnya permukaan air laut. Hal ini disebabkan karena es di kutub mencair dan air laut mengembang secara termal, sehingga permukaan air laut naik. Peningkatan karbon dioksida (CO2) tidak hanya berdampak pada lingkungan, peningkatan ini juga berdampak pada sektor ekonomi dan sosial. Dalam sektor ekonomi kenaikan suhu dan perubahan cuaca ekstrem dapat merusak infrastruktur, pertanian, dan pariwisata, sehingga menyebabkan kerugian finansial. Sedangkan dalam sektor sosial, peningkatan CO2 dapat menyebabkan migrasi massal akibat perubahan iklim dan konflik sosial karena persaingan sumber daya yang semakin langka.

Salah satu solusi utama dari meningkatnya emisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer  adalah transisi menuju energi terbarukan. Penggunaan sumber energi seperti matahari, angin, air, dan biomassa dapat secara signifikan mengurangi emisi CO2 karena tidak menghasilkan polusi karbon selama proses produksinya. Pemerintah dan sektor industri perlu berinvestasi dalam teknologi energi bersih serta memberikan insentif untuk mendorong penggunaannya secara masif. Selain itu, reboisasi dan penghijauan kembali lahan atau hutan yang gundul juga menjadi solusi efektif. Pohon memiliki kemampuan alami untuk menyerap CO2 melalui proses fotosintesis dan melepaskan oksigen (O2). Oksigen (O2) ini sangat penting bagi kehidupan di bumi karena digunakan makhluk hidup untuk bernapas. Penanaman pohon dalam skala besar, termasuk di kawasan perkotaan, dapat membantu mengurangi kadar karbon di atmosfer sekaligus memperbaiki kualitas udara dan menjaga keanekaragaman hayati. Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) juga mulai dikembangkan. Teknologi ini bekerja dengan cara menangkap CO2 dari sumber emisi seperti pabrik dan pembangkit listrik, lalu menyimpannya di bawah tanah agar tidak lepas ke atmosfer. Meskipun masih tergolong mahal dan dalam tahap awal penerapan, CCS memiliki potensi besar dalam strategi jangka panjang. Pola konsumsi masyarakat pun harus berubah. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke transportasi umum, serta mengadopsi gaya hidup rendah karbon seperti mengurangi penggunaan barang-barang yang berpotensi menjadi penumpukan sampah seperti membawa tumblr untuk mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang limbah adalah langkah-langkah kecil yang bila dilakukan secara rutin akan memberi dampak besar. Hal yang paling penting yaitu kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi ini harus ditingkatkan. Mulai dari diri sendiri dan terus sebarkan agar berdampak baik pada lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun