Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Pengalaman Belajar dengan Prinsip BBM yang Menghidupkan

20 September 2025   06:00 Diperbarui: 19 September 2025   19:28 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: mediabagi.com

MENATA PENGALAMAN BELAJAR DENGAN PRINSIP BBM YANG MENGHIDUPKAN

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang kini digaungkan, pendidik dan peserta didik didorong untuk tidak hanya mengejar capaian akademik, tetapi juga menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam. Deep learning menekankan bahwa belajar bukan sekadar menghafal atau mengulang informasi, melainkan mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata, menemukan makna dari setiap proses, serta menumbuhkan kesadaran kritis dalam diri peserta didik.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa pengalaman belajar sering kali masih terjebak pada rutinitas mekanis, menekankan hasil akhir daripada proses, sehingga anak kehilangan rasa ingin tahu dan kegembiraannya. Inilah alasan mengapa pengalaman belajar perlu ditata ulang agar pembelajaran benar-benar menjadi ruang hidup yang menumbuhkan, bukan sekadar kewajiban yang membebani.

Input gambar: melintas.id
Input gambar: melintas.id
Pada titik inilah, prinsip BBM (Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan) hadir sebagai landasan penting. Berkesadaran membantu peserta didik hadir penuh dalam proses belajar, bermakna menjadikan ilmu relevan dengan kehidupan nyata, dan menggembirakan memastikan proses belajar tidak kehilangan roh sukacita. Dengan mengintegrasikan prinsip BBM ke dalam praktik Kurikulum Merdeka melalui pendekatan pembelajaran mendalam, maka pengalaman belajar dapat ditransformasikan menjadi perjalanan yang menghidupkan: menyalakan pikiran, menyentuh hati, dan menggerakkan tindakan nyata.

Pertama, tentang konsep berkesadaran dimaknai sebagai suatu proses belajar dengan kesadaran diri dan lingkungan. Dalam prinsip berkesadaran, guru dan peserta didik sama-sama diajak untuk hadir utuh, dengan pikiran, hati, dan tindakan yang selaras sehingga pembelajaran tidak hanya terjadi di permukaan, tetapi juga meresap ke dalam diri. Sikap mindful ini membantu peserta didik memahami bahwa setiap aktivitas belajar memiliki makna dan arah yang jelas, bukan sekadar kewajiban yang harus diselesaikan.

Praktik sederhana seperti melakukan refleksi sebelum memulai pelajaran dengan menanyakan apa yang ingin dicapai hari ini dan menutupnya dalam refleksi sesudah belajar dengan mereview apa yang telah dipelajari serta bagaimana perasaan mereka untuk dapat menumbuhkan kesadaran mendalam. Dari hal ini, peserta didik belajar bukan hanya menguasai materi, tetapi juga melatih diri untuk lebih peka terhadap dirinya sendiri dan lingkungan belajarnya.

Kedua, tentang konsep bermakna terkait proses menemukan nilai dari setiap proses belajar yang dialami. Bahwa belajar akan menjadi lebih mendalam ketika peserta didik mampu menemukan makna dari setiap proses yang mereka jalani. Ilmu yang dipelajari tidak berhenti pada hafalan, tetapi terkait langsung dengan kehidupan nyata serta relevan dengan kebutuhan mereka sehari-hari. Dengan demikian, pelajaran tidak terasa asing, melainkan hadir sebagai bagian dari pengalaman hidup yang nyata.

Guru perlu memberi ruang agar peserta didik dapat menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi, sehingga mereka merasakan manfaat langsung dari apa yang dipelajari. Misalnya, melalui proyek berbasis masalah nyata di lingkungan sekitar, seperti mencari solusi sederhana untuk pengelolaan sampah atau mengamati perubahan ekosistem di sekitar sekolah. Dalam situasi ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menginternalisasi nilai dan keterampilan hidup. Proses inilah yang menjadikan pembelajaran tidak sekadar transfer pengetahuan, melainkan perjalanan menemukan makna yang melekat dalam kehidupan mereka.

Ketiga, tentang konsep menggembirakan adalah suasana belajar yang membawa sukacita dan antusiasme. Proses belajar akan tumbuh subur ketika suasana kelas diwarnai kehangatan, interaksi yang hidup, serta dukungan terhadap rasa ingin tahu siswa. Prinsip menggembirakan menegaskan bahwa kegembiraan dalam belajar bukan berarti bermain-main tanpa arah, melainkan menghadirkan motivasi intrinsik yang membuat siswa terdorong untuk terus mengeksplorasi pengetahuan. Dalam kondisi yang penuh sukacita, anak-anak merasa aman untuk mencoba, tidak takut salah, dan lebih berani mengemukakan gagasan.

Guru dapat menciptakan kegembiraan ini dengan cara-cara sederhana, seperti menggunakan permainan edukatif yang menantang, melakukan eksperimen kreatif yang merangsang imajinasi, atau memberi penghargaan kecil yang menumbuhkan rasa percaya diri. Dari sana, pembelajaran tidak lagi terasa membosankan, melainkan menjadi pengalaman yang ditunggu-tunggu karena membawa energi positif dan antusiasme baru dalam diri siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun