Mohon tunggu...
Salma Salsabila
Salma Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43221010149 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi FEB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TB 1 - Urgensi Kepemimpinan, Disiplin, dan Manajemen Waktu

25 September 2022   17:20 Diperbarui: 1 Oktober 2022   17:22 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Pengampu: Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak

Nama: Salma Salsabila

NIM: 43221010149

Kampus: Universitas Mercu Buana

TB 1 Pendidikan Anti Korupsi & Etik UMB

gambar

Sebelum kita membahas materi mengenai  Kepemimpinan, Disiplin, dan Manajemen waktu, Sebaiknya kita pahami terlebih dahulu istilah dari kepemimpinan itu sendiri. 

whatsapp-image-2022-09-25-at-4-32-19-pm-6330305108a8b57bf20a5052.jpeg
whatsapp-image-2022-09-25-at-4-32-19-pm-6330305108a8b57bf20a5052.jpeg
Urgensi Kepemimpinan, Disiplin, dan Manajemen Waktu

Kepemimpinan berasal dari kata Inggris Kuno, ‘Laedere’ yaitu orang yang mempimpin, adapun kata bendanya yaitu ‘Laedan’ yang berarti untuk membimbing. Kata tersebut pertama kali digunakan pada tahun 1821. Sedangkan dalam bahasa Anglo Saxon, Kepemimpinan berasal dari kata 'Lead' yang berarti seorang pemimpin menunjukkan arah perjalanan kapal seperti yang diarahkan oleh kru. Intinya, pemimpin adalah tokoh yang paling bertanggung jawab untuk menetapkan arah dan tujuan. Kepastian seorang pemimpin tentang arah dan tujuan disamakan dengan seorang kapten kapal yang memimpin armada melintasi lautan luas untuk berlabuh.

Pengertian kepemimpinan sendiri dapat didefinisikan oleh banyak individu yang berbeda, tergantung pada keadaan dan kelompok atau organisasi yang dipimpin. Kepemimpinan ini bersifat situasional dan memiliki kata yang berbeda bagi  beberapa orang. Namun, terdapat salah satu ahli yang membantu untuk membentuk atau mengemukakan pemikirannya tentang  definisi Kepemimpinan dalam bentuk modern, yaitu Aristoteles.

Kepemimpinan menurut para ahli

Aristoteles adalah seorang filsuf dan ilmuwan Yunani Kuno yang dianggap oleh banyak orang sebagai orang pertama yang mencetuskan konsep kepemimpinan dan karakteristik seperti apa yang dapat membentuk seseorang menjadi pemimpin yang baik. Dalam karya-karyanya, The Nicomachean Ethics and Retoric, Aristoteles memberi kita gambaran yang jelas tentang hal apa yang harus diperjuangkan dalam hidup, yang telah diterapkan oleh banyak orang di semua lapisan masyarakat, termasuk kepemimpinan.

Dalam karyanya yang berjudul "Nicomachean Ethics" — Etika kebajikan bisa diartikan menjadi eudaimonia (kebahagiaan) atau yang diartikan dalam bahasa Inggris sebagai Well being. Ada beberapa pandangan yang berbeda mengenai arti kebahagiaan. Sebagian orang mengartikan kebahagiaan sebagai kekayaan, kekuasaan, kesehatan. Tapi, sebenarnya kebahagiaan sejati menurut Aristoteles adalah ketika manusia sanggup untuk menciptakan kemungkinan terbaik sebagai manusia. 

Maksudnya adalah, kebahagiaan dapat terjadi saat manusia menciptakan kebijaksanaan yang maksimal berdasarkan daya pikirnya sendiri. Secara etimologi “keutamaan” adalah terjemahan dari bahasa Inggris virtue, dari bahasa latin vistus

Kata sifat virtuous biasa diterjemahkan dengan saleh. Sehingganya dalam bahasa Barat virtue sering diartikan dengan kesalehan. Aristoteles menyatakan bahwa keutamaan adalah sifat karakter yang muncul dari perilaku kebiasaan. Kebiasaan ini menjadi penting, karena hal yang baik perlu dijalankan terus menerus.

Satu kebaikan dipandang sangat penting atau yang dikenal dengan 'Phronesis'. Phronesis adalah salah satu 'Intellectual Virtues' Aristoteles, milik 'rational part of the soul’ (bukan yang mencakup emosi, keinginan, dan impuls, 'kebajikan moral' seperti self- kontrol dan keadilan).

Phronesis sangat penting untuk keputusan yang mempromosikan eudaimonia – di tingkat individu maupun di tingkat negara. Aristoteles memberi tahu kita, "tentang memiliki perasaan yang tepat pada waktu yang tepat pada kesempatan yang tepat terhadap orang yang tepat untuk tujuan yang benar dan dengan cara yang benar." 

Bagi Aristoteles, phronesis,  dapat dikatakan, bukan hanya fenomena rasional tetapi juga yang terkait dengan indra. Terletak di subdivisi 'menghitung' atau 'deliberatif' dari jiwa rasional, daripada bagian ilmiah, phronesis adalah 'kemampuan membedakan' yang dikembangkan dari waktu ke waktu. 

Bahkan Filsuf  memberi tahu kita bahwa jika seseorang tidak mengalami kesenangan dari apa yang baik dalam tindakan yang baik, dia tidak dapat disebut sebagai seorang yang berbudi luhur. Ini mengembalikan kita ke hubungan antara kebaikan dan kebahagiaan — dan menyarankan dimensi estetika untuk "hidup dengan baik dan bertindak dengan baik".

Bagi Aristoteles, dengan kata lain, etika, estetika, dan eudaimonia berpotongan. Memahami hal ini penting bagi para pemimpin saat ini. Oleh karena itu, kepemimpinan yang baik adalah hal yang penting. Kepemimpinan yang baik berawal dari dalam diri yang baik. Pribadi yang baik adalah pribadi yang memimpin diri secara efektif, dan mampu memimpin yang lain secara bijaksana.

Selain itu, Jumlah pengalaman yang dimiliki oleh seseorang adalah karakteristik utama yang harus dimiliki para pemimpin. Seperti yang disebutkan oleh Aristoteles dalam tulisannya, Nicomachean Ethics, dia menyebutkan, "seseorang yang memiliki pengalaman memenuhi syarat untuk menghakimi" (Aristoteles, Ross, & Brown, 2009, hlm. 5). Aristoteles  menggambarkan orang muda tanpa pengalaman, dan menggambarkan mereka sebagai orang yang tidak memenuhi syarat dan tidak berpengalaman ketika mencoba untuk mengajar yang lebih tua dan orang yang lebih bijaksana.

Pemimpin yang efektif juga harus menjadi pengambil keputusan yang baik ketika membuat keputusan penting yang mempengaruhi organisasi. Aristoteles mengatakan, “segala sesuatu yang dilakukan dengan alasan ketidaktahuan bukanlah sukarela; hanya yang menghasilkan rasa sakit dan penyesalan yang tidak disengaja” (Aristoteles, Ross, & Brown, 2009, hlm. 39). Seseorang yang membuat keputusan yang tepat harus menerima masukan atau umpan balik dari semua pengemban kepentingan yang diperlukan dari dalam maupun luar organisasi.

Aristoteles juga mengatakan, karakter seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang memiliki kepedulian yang tulus terhadap ketentraman suatu negara secara keseluruhan. Namun, juga yang berpendapat bahwa kepentingan rakyat biasa harus menjadi fokus utama dari seorang pemimpin. Pendapat tersebut diutarakan oleh Niccolo di Bernardo dei Machiavelli, beliau adalah seorang diplomat Italia, politisi, sejarawan, filsuf, penulis, dramawan dan penyair dari periode Renaissance.

Dari pernyataan tersebut, Aristoteles yakin, tidak ada kelompok yang setuju jika berbagai kelas sosial diperlakukan secara tidak setara.

Saya mengakui, bahwa pandangan Aristoteles dapat mengalahkan pemikiran dari Machiavelli tentang Kepemimpinan. Karena jika seorang pemimpin tidak memikirkan melankoli dari semua rakyatnya, maka tidak dapat dipungkiri, masalah tersebut dapat mengakibatkan kerusuhan sosial yang berdampak pada kesejahteraan negara.

Sama hal nya dengan Aristoteles, salah satu tokoh asal Indonesia yang terkenal sebagai bapak Pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara, beliau mengatakan bahwa Kepemimpinan tidak membedakan orang dari tingkatannya, tetapi dari perannya. Beliau adalah tokoh pendidikan nasional RI dan pendiri Perguruan ‘Taman Siswa’ yang biasa dikenal sebagai seorang ‘bapak bangsa dan guru bangsa’ yang menciptakan konsep kepemimpinan yang terkenal sebagai berikiut,

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya adalah seorang pemimpin harus senantiasa memberikan teladan yang baik kepada anggota atau kelompok yang dipimpinnya. Jika pemimpin itu memberikan contoh yang tidak baik maka hal itu akan berdampak kepada kemajuan organisasi dan bisa saja anggotanya akan mengikuti hal yang serupa dengan apa yang dilakukan oleh pemimpinnya.

  • Ing Madya Mangun Karsa

Ing Madya Mangun Karsa artinya apabila seorang pemimpin berada di antara anggota atau kelompoknya, pemimpin tersebut harus senantiasa  memberikan motivasi, gagasan, dan ide-ide agar anggotanya mampu mencapai tujuan yang diinginkan.

  • Tutwuri Handayani

Semboyan yang terakhir ini adalah Tutwuri Handayani, yang artinya seorang guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan kepada muridnya, dalam konteks ini, pemimpin adalah guru dan anggota adalah murid, jadi maksudnya adalah, seorang pemimpin harus bisa menuntun, mendorong, membimbing, atau mengarahkan anggotanya agar semangat dalam mencapai keinginan yang akan dituju.

Menjadi sosok pemimpin, tentu seseorang pasti memiliki standar kepemimpinan yang ideal menurut dirinya sendiri. Lalu bagaimana kepemimpinan yang ideal itu?

Pemimpin ideal adalah pemimpin yang memiliki cara pemikiran yang luas, mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk menjadi  pemimpin ideal, seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan  dengan anggota-anggota lainnya, karena kelebihan-kelebihan itulah seorang pemimpin menjadi berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya.

Setelah kita mengetahui apa itu kepemimpinan, selanjutnya kita akan membahas Mengapa Kepemimpinan Itu Penting?

Kepemimpinan merupakan seseorang yang mampu memengaruhi pikiran, sikap, dan perilaku orang lain. Pemimpin menetapkan arah bagi anggotanya. Seorang pemimpinan dapat membantu kami semua untuk melihat apa yang akan terjadi di depan, membantu anggotanya memvisualisasikan apa yang mungkin akan kami capai. 

Tanpa kepemimpinan, sekelompok manusia akan dengan cepat berubah menjadi argumen dan konflik, karena kita melihat sesuatu dengan cara yang berbeda dan condong ke solusi yang berbeda. Kepemimpinan membantu mengarahkan kita ke arah yang sama untuk mencapai tujuan bersama.

Seorang pemimpin harus memiliki etika, Etika adalah petunjuk batin yang menepatkan seseorang menuju sesuatu yang benar dan adil. Jika seseorang memiliki petunjuk batin, dia percaya bahwa kualitas kepemimpinan tidak akan mengarah ke tujuan yang salah. Agar materi ini lebih mudah dipahami, mari kita lihat contoh sikap kepemimpinan di ruang lingkup kehidupan sehari-hari,

• Dapat menjadi teman yang bisa menginspirasi kelompok atau anggotanya untuk berkembang dalam menentukan keinginan yang ingin mereka capai.

• Bisa menjadi sosok yang mendorong anggotanya untuk menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi kenyataan.

• Inisiatif dalam membantu anggota atau kelompoknya yang sedang mengalami kesusahan.

Dari contoh diatas, seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang positif. Kepribadian positif tersebut dapat dibangun melalui beberapa peran kepemimpinan yang efektif.

Bagaimana Peran Kepemimpinan yang efektif?

1. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan dan menetapkan tujuan dengan meninjau  lingkungan eksternal masa depan. Ini adalah tujuan pengerahan semua sumber daya organisasi untuk mencapai visinya. Pemimpin yang dapat berperan sebagai penentu arah adalah pemimpin yang idealis.

2. Sebagai agen perubahan, seorang pemimpin harus mampu menerka berbagai perubahan dan perkembangan di lingkungan global, mengantisipasi dampaknya terhadap organisasi, memprioritaskan visi perubahan yang dibutuhkan, dan mendorong percobaan dengan partisipasi masyarakat untuk membawa perubahan yang diinginkan.

3. Sebagai juru bicara, seorang pemimpin harus mampu menjadi pembicara, membangun jaringan hubungan eksternal, mengembangkan dan mengkomunikasikan visi, menegapkan dan melakukan perubahan.

4. Sebagai pelatih, pemimpin harus mengkomunikasikan kepada orang lain tentang realitas saat ini, apa visinya, di mana tujuannya, dan bagaimana cara mencapainya. Selalu memberikan semangat untuk membimbing jalan dalam mewujudkan potensi dan visi Anda.

Penerapan kepemimpinan diatas menunjukkan bahwa setiap pribadi pasti memiliki gaya dan karakternya masing-masing. Agar terbentuk pribadi yang berkarakter, maka sejak dini anak harus dilatih untuk memiliki sikap disipilin. Ketika seorang pemimpin tidak disiplin,  secara tidak langsung ia sudah melalaikan tugas yang seharusnya ia patuhi. Jika jal ini terjadi tentu akan berdampak buruk kepada kelompok atau organisasi yang dipimpinnya.

Agar kita mengetahui lebih dalam sifat-sifat apa saja yang harus dimiliki oleh pemimpin, mari kita simak dibawah ini.

Orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, cenderung displin. Kata disiplin ini berasal dari bahasa latin “discipulus” yang berarti belajar. Itu adalah kata yang sama yang diambil dalam bahasa Inggris yaitu "Disciple" yang berarti murid.

Secara harfiah, disiplin adalah cara hidup yang sesuai dengan aturan dan peraturan tertentu. Disiplin merupakan semacam bentuk pengendalian diri yang tercermin dalam tindakan publik. Disiplin tidak bisa dipaksakan pada setiap individu, maksudnya adalah, disiplin Itu mengalir sendiri dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu, disiplin bersifat spontan.

Menurut salah satu ahli, Thomas Gordon (1996:3) berpendapat bahwa “disiplin adalah perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan perarturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.”

Disiplin adalah konsep yang disadari semua orang, tetapi hanya sedikit yang benar-benar memahami konsepnya. Orang-orang sukses adalah mereka yang menerapkan sikap disiplin setiap hari. Tanpa menerapkan sikap disiplin, dunia di sekitar kita akan kacau balau.

Disiplin membawa stabilitas dan struktur ke dalam kehidupan seseorang. Hal ini mengajarkan seseorang untuk bertanggung jawab. Jika tidak ada disiplin, orang akan melakukan apa pun yang mereka inginkan dan membuat kesalahan tanpa mendahulukan pertimbangan orang lain.

Oleh karena itu, mengapa disiplin sangat penting bagi kehidupan kita, karena disiplin memberikan aturan untuk menjalani hidup  secara efisien dan efektif. Ketika seseorang memiliki sikap disiplin, hal itu akan membuat seseorang melakukan pengorbanan kecil di masa sekarang untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. 

Disiplin menciptakan kebiasaan, kebiasaan membuat rutinitas, dan rutinitas menjadi kegiatan sehari-hari. Disiplin merupakan sesuatu yang harus secara terus menerus dipupuk agar menjadi kebiasaan yang melekat pada kepribadian seseorang.

Macam-Macam Disiplin 

1. Disiplin dalam menggunakan waktu

Disiplin dalam menggunakan waktu artinya kita dapat membagi waktu itu dengan baik, kita harus bisa memilih antara mana yang prioritas dan mana yang tidak, dengan begitu waktu kita tidak akan terbuang sia-sia, karena waktu sangat berharga. Salah satu kunci kesuksesan adalah mereka yang bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Jika kita tidak disiplin, maka hal itu akan merugikan diri sendiri.

Contoh kasusnya sering terjadi pada kegiatan perkuliahan, ketika seorang mahasiswa terlambat datang ke kampus, sedangkan dosen sudah hadir dan sudah memulai kegiatan pembelajaran. Hal itu merupakan salah satu contoh perilaku tidak disiplin karena merugikan diri sendiri yang menyebabkan mahasiswa itu tidak mengerti tentang materi yang dijelaskan dan akibatnya prestasi di perkuliahannya menurun. 

Beda hal nya dengan mahasiswa yang sangat menghargai waktu, ia akan berangkat lebih dahulu untuk meminimalisir keterlambatan, meskipun jadwal kelasnya dimulai masih beberapa saat lagi. Mahasiswa itu lebih baik menunggu lama daripada harus datang terlambat. Contoh mahasiswa disiplin yang lainnya adalah mengumpulkan tugas dengan tapat waktu sebelum tenggat waktunya habis.

2. Disiplin beribadah

Kita sebagai umat beragama harus senantiasa beribadah dengan tepat waktu sesuai dengan yang di perintahkan oleh Tuhan YME.

Contohnya kita tidak boleh menunda-nunda ibadah apalagi melanggar perintah-Nya. Kedisiplinan dalam beribadah ini sangat penting dan wajib kita tanamkan pada diri masing-masing.

3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Kedisiplinan ini merupakan hal yang sangat menentukan pencapaian pendidikan, ekonomi, dan  kesejahteraan bagi rakyat. Jika sikap disiplin ini tidak dijalankan, maka proses pencapaian hal tersebut akan terhalang. Disiplin dalam berbangsa dan bernegara artinya kita mentaati peraturan yang berlaku.

Contohnya adalah membayar pajak dengan tepat waktu, tidak membuang sampah sembarangan, tidak melanggar aturan rambu-rambu lalu lintas dan lain sebagainya.

4. Disiplin dalam menjalankan aturan 

Disiplin dalam menjalankan aturan maksudnya adalah  mematuhi semua peraturan yang ada di masyarakat maupun di ruang lingkup perkuliahan. Dalam kehidupan bermasyarakat, pastinya terdapat aturan atau norma yang berlaku dan hal tersebut harus dijunjung oleh setiap orang. 

Dengan kita mematuhi aturan dan norma yang ada, maka kesejahteraan rakyat dan negara akan tetap terjaga. Begitu juga dengan semua peraturan yang berada di kampus, kita harus mematuhi semua aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pihak kampus.

Contoh-contoh diatas dapat kita tanamkan dalam diri masing-masing dengan cara melatih kedisiplinan yang baik. Lalu, bagaimana cara melatih kedisiplinan itu?

  • Memperjelas aturan yang tepat dan menegakkannya secara konsisten. Lebih baik lagi jika Anda menulis dan menempelkan aturan tersebut
  • Membentuk perilaku positif dengan mendorong perilaku yang baik dengan pujian dan perhatian serta mengabaikan perilaku yang disengaja untuk mendapatkan perhatian kita.
  • Mencegah masalah sebelum terjadi. Menurut psikologi perilaku, sebagian besar masalah muncul dari rangsangan atau tanda tertentu, dan bukan hanya dari mereka. Memahami tanda-tanda dan menghilangkan rangsangan dapat membantu Anda menghindari situasi yang mengarah pada perilaku buruk.
  • Pelanggaran yang disengaja atau dipaksakan terhadap aturan yang dirumuskan dengan jelas akan menghasilkan hukuman yang segera dan sesuai. Konsisten dalam apa yang Anda katakan Anda lakukan.
  • Jika hukuman tidak dapat dihindari, pastikan itu sepadan dengan kejahatan atau perilaku buruk yang dilakukan.
  • Biasakan diri Anda dengan beberapa teknik pendisiplinan yang paling umum direkomendasikan.

Karakter disiplin juga erat kaitannya dengan manajemen waktu dalam kehidupan. Manajemen waktu berasal dari zaman kuno ketika waktu diatur oleh arus pertanian, musim, dan cuaca. 

Panjangnya hari, angin serta salju menentukan kapan kita bekerja dan kapan kita beristirahat. Zaman sekarang untuk melacak waktu berdasarkan matahari, bulan, dan hari dilakukan dalam seminggu. Sebagian besar dari kita bekerja disaat matahari terbit dan beristirahat pada saat matahari terbenam.

Saat itu Frederick Taylor adalah orang pertama yang benar-benar mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen waktu dan gerak, yang menyebabkan munculnya Henry Ford dan Max Weber. Karyanya meletakkan dasar-dasar ilmu manajemen dan telah mendorong kemakmuran global selama 75 tahun terakhir. Saat ini ia sering disebut sebagai "Archimedes" atau Isaac Newton dalam bidang manajemen waktu.

Terlepas dari itu, Waktu dalam sehari, minggu, bulan dan tahun adalah sama tanpa memandang ras, suku, agama, jenis kelamin atau usia. Orang kaya tidak dapat membeli lebih banyak waktu dan orang miskin tidak dapat membeli lebih sedikit waktu. Satu menit untuk orang tinggi adalah waktu yang sama untuk orang pendek. 

Satu jam untuk wanita sama dengan pria. Tidak peduli berapa banyak bahasa yang kita gunakan, orientasi seksual, etnis, pendidikan, pendapatan atau pengalaman, kita semua memiliki 365 hari dalam setahun. Beberapa orang hidup lebih lama dari yang lain, tetapi ketika orang membandingkan jumlah waktu yang mereka habiskan bersama, kita semua memiliki jumlah waktu yang sama. 

Secara teknis, waktu tidak dapat diatur, tetapi ketika kita berbicara tentang bagaimana orang menggunakan waktu mereka, kita menyebutnya manajemen waktu. 

Ketika kita membahas bagaimana orang menggunakan waktu mereka, kita sering berbicara tentang efisiensi dan efektivitas. Hal ini menjelaskan tentang cara bagaimana mengatur waktu dengan lebih baik sehingga kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Manajemen waktu merupakan keterampilan kepemimpinan yang paling penting dan salah satu kunci sukses dalam menjalankan suatu  organisasi dan juga bisnis. Manajemen waktu adalah tindakan, proses, perencanaan dan pengelolaan waktu secara sadar untuk mendedikasikan pada kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. 

Manajemen waktu membutuhkan seperangkat keterampilan, alat, dan teknik yang digunakan dalam manajemen waktu untuk menyelesaikan tugas atau proyek secara efisien dalam jangka waktu tertentu. Waktu adalah sumber daya yang pasti, tetapi dapat dengan mudah berlalu tanpa direklamasi untuk penggunaan di masa depan.

Mengapa Manajemen Waktu itu penting?

Manajemen waktu adalah sesuatu yang dianggap remeh oleh banyak orang. Banyak orang yang menyadari dan merasa penting untuk mengatur waktu, tetapi mereka tidak benar-benar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah kurangnya keterampilan dan keberanian untuk mengembangkan dan menerapkan manajemen waktu dalam kehidupan seseorang (Fischer, 2001). 

Fischer (2001) juga mengutip wawasan dari teori keputusan tindakan yang mudah untuk mengabaikan hasil masa depan yang sangat baik dapat dicapai dengan menggunakan manajemen waktu yang baik. Artinya hasil pengembangan dan implementasi manajemen waktu tidak selalu terlihat pada tahap awal implementasi, tetapi kemudian dengan implementasi yang konsisten hasilnya bisa sangat mengesankan.  

Manajemen waktu yang tepat sangat penting untuk mengatasi tekanan masyarakat modern tanpa merasa terlalu stres. Manajemen waktu yang baik bukan tentang melakukan banyak pekerjaan, ini tentang fokus pada tugas yang tepat dan membuat perbedaan. Mempelajari cara mengatur waktu Anda dengan lebih baik akan membantu Anda merasa lebih santai, fokus, dan terkendali.

Manajemen waktu sering kali dikaitkan dengan Multitasking (melakukan pekerjaan sekaligus dalam satu waktu), menurut beberapa orang itu adalah hal yang efektif dan merupakan suatu kelebihan bagi seseorang, tetapi ada juga beberapa orang yang mengatakan bahwa Multitasking adalah kegiatan yang sulit. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa tips-tips Bagaimana cara mengatur waktu dengan baik.

1. Menyusun jadwal aktivitas yang akan dilakukan

2. Menata aktivitas secara teratur

3. Jadikan kegiatan tertentu sebagai prioritas utama

4. Berhenti untuk menunda-nunda setiap pekerjaan

5. Membuat sub-sub dari setiap kegiatan yang akan dilakukan

Untuk menjadi seorang pemimpin, ketiga topik diatas tersebut saling berkesinambungan untuk membentuk pribadi yang positif baik di lingkup akademik dan masyarakat. Setiap individu harus membangun kesadaran yang tinggi untuk menerapkannya sebagai bentuk peningkatan kualitas diri.

CITASI:

Fischer, C. (2001). Read this paper later: Procrastination with time-consistent preferences.  Journal of  Economic Behavior and Organization, 46(3), 249–269.

Duha, T. (2016). Perilaku organisasi. Yogjakarta: Deepublish.

Apollo. Kategori Leadership Aristotle, Machiavelll, dan Lao Tzu.

Chapman, J. (2016). The Importance of Discipline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun